Facebook Me

download untuk Gramedia digital best romance novel

Resensi Buku : Cruise Chronicle Pada Satu Cinta

Biasanya gua nggak pernah baca buku romance dari penulis lokal, soalnya temanya bikin males beud, kaga bisa buntinglah, susah cari jodoh.Apalagi itu teenlit kegemaran remaja  nan alay .


Yang pertama gue liat judulnya  yakni Cruise Cronicle walaupun di bawahnya dipasang embel-embel alay : pada suatu cinta, hampir saja nggak jadi beli gara-gara tagline 'pada suatu cinta'. Untungnya packeging buku seharga Rp53.000 ini tergolong highclass dengan empat sudut yang di cutting untuk tujuan tidak mudah lecek seperti buku persegi empat pada umumnya. Covernya pun simple tapi cathy nggak feminim jadi gue kaga malu bawanya ke kasir plus kasih bonus pembatas buku berbentuk jangkar.

Sebenarnya beruntung waktu di gramedia ada satu buku yang dibuka jadi bisa baca-baca dulu, ceritanya sendiri dari sudut pandang narator bukan first person. gaya bahasanya simple nggak berbunga-bunga mungkin  ini merupakan metro pop. Plus plotingannya yang bikin gue jatuh cinta karena tiap bab membawa kejutan tentang tokoh-tokoh yang ada, belum lagi rasa penasaran karena semua tokoh yang tadinya berjalan dengan cerita sendiri lamban laun menjadi satu cerita utuh, simple, efentif, ringan namun berkelas itu yang jadi kesan gua. Kalau dianalogikan Cruise Chronicle ini merupakan perpaduan film Crash dengan Chasing Liberty.

Sekalipun nama tokohnya terkesan klise mencoba inspiratif dan sastrawi macam Lintang Reya, Langit, Musashi dan Sirens tapi penokohan yang kuat jadi modal lainnya setiap tokoh punya masa lalu yang nggak kampungan macam di romance penulis Endon lainnya. Siren model lingerie yang ngga berani pulang kampung karena malu sama ibunya, Draco pengusaha sukses yang ternyata koruptor, Musashi forografer extrem yang terpaksa jadi fotografer makanan untuk hidup plus bokapnya anggota yakuza mampus ketika ia kecil lalu ada tokoh utama Reya yang keliatan seperti tipikal tokoh perempuan di novel romance murahan ternyata pernah dilamar pelukis jalanan waktu berumur 17 tahun. Semua tokoh dengan masa lalu yang kelam ini bersatu dalam sebuah kapal pesiar mewah Las Olas De Esterllas membentuk jalinan cerita yang sulit ditebak, yes happy ending tapi dengan siapa dan bagaimana itu loh bikin penasaran.

Setingan dengan kapal pesiar mewah justru nggak bikin suntuk karena  kapal ini bersandar di beberapa negara eropa sehingga jalan cerita nggak melulu diam di kapal macam Titanic, walaupun gua sangsi jika Ruwi Meita benar-benar pernah ke Perancis, Italia, Venice dan Genoa. Ini lah yang bikin gua sedikit ragu jangan-jangan Mbak Ruwi ini cuma riset di internet macam penulis romance murahan Endon. Terlepas dari itu semua tapi kemampuan Ruwi Meita meramu berbagai tokoh yang membawa ceritanya sendiri, menjadi satu jalinan plot utuh memang patut diacungin jempol. Setelah gua baca biografinya di belakang buku. Pantes aja ternyata Ruwi script writer film, no wonder sekalipun banyak tokoh dan plot namun begitu mudah dicerna seperti nonton film. Over all this book is tottaly recomen, don't borrowit but bought it.

Related Post

Seharusnya Kita Ini Jadi Apa?

 

Berapa orang di Indonesia yang tahu harusnya jadi apa? Harusnya dia melakukan apa? Jadinya harus kerja di mana dan apa? Kebanyakan kaum Endonesah maunya cari yang 9 to 5 jadi karyawan yang disuruh ini dan itu, nggak mau susah apa lagi mikir seharus dia jadi apa?...... Begitulah realita negeri dengan 230 juta orang yang mikir kalau hidup hanya untuk berkembang biak dan kebanggaan hidup adalah kawin cepet, punya anak banyak dari pada jadi ilmuwan, jadi teknopreneur, jadi astronot. Honestly gua nggak mau jadi bagian dari 230 juta tipe ini, jadi sebelum 30 gue kudu tahu apa yang gua mau dan ngerjain  passion gua that it. Oh lupa kalau kaum Endon sebelum umur 30, ya harus kawin dan punya anak, oh well that your shit!

Bukannya gua nggak bersyukur tapi setelah melakoni beberapa pekerjaan pada akhirnya kita harus tahu apa yang kita mau, dimana passion kita. Dan buat gue dealing with animals and nature adalah yang gue suka, sialnya gue baru tahu itu sekarang. Andai kata gue tahu dari dulu pasti udah masuk IPB, entah itu kedokteran hewan, pendewaan tanaman, managemen agrobisnis etc. Padahal dulu  IPB paling getol kasih PMDK buat anak-anak dari kota Bogor,  gue selalu anggep kalau jurusan itu nggak bonafit aka keren makanya offer PMDK itu gue tolak mentah-mentah dan lebih pilih komunikasi universitas luar kota.

Now what i'm gonna do? If only i could turn back time....untungnya gue bukan kaum Endon yang umur-umur segini udah punya anak tujuh puluh ekor, jadinya bisa menjadwal ulang seluruh hidup. Entah itu kuliah lagi ambil jurusan kedokteran hewan, cari kerja di taman safari, or pindah ke luar pulau. I'M definitely not belong behind computer for 9 to 5.


Jadi kalau kalian masih muda cobalah keluar cari apa yang jadi passion kalian dan kejar itu, jangan seperti jutaan orang Indonesia yang nggak tahu mau apa dan cuma sekadar hidup. Atau untuk kaum Endon yang berserakan di luar sana, yang rajin berkoar-koar, gue udah kawin, gue punya anak dan bangganya setengah mati! Melebihi orang yang punya prestasi sesungguh, sadar nggak seharusnya jadi apa? Sadar nggak kalau hidupnya cuma menambah populasi? Atau setidaknya pernah mikir seharusnya jadi apa?


Pada akhirnya gua cuma bisa melihat ke luar jendela kantor dan berkhayal seharusnya jadi apa.
Related Post

Mengajar di pedalaman Papua


Andai kata nggak terhalang sama kontrak kerja mungkin aja gua bisa photo di atas sama teman gua dari Bali. Sebenarnya beberapa bulan yang lalu gua dan beberapa orang anak muda dari berbagai daerah memang sengaja ikut program relawan sobat bumi dari pertamina foundation, ituloh semacam program Indonesia mengajar. Kita akan ditempatkan selama sembilan bulan di pedalaman Indonesia buat mengajar anak-anak yang memang kurang mendapat akses pendidikan buat gua sih seru loh selama sembilan bulan bisa berbuat sesuatu buat orang lain dan Indonesia, sialnya sebelum berangkat gue dapet kontrak kerja baru yang sulit dihindari. Jadi planning untuk berbuat sesuatu sebelum 30 terpaksa gagal! padahal gue udah ikut wajib militer dan training mengajar.

Jadi gue cuma bisa mupeng liat poto Ayu temen gue yang dari Bali, kebayang nggak usah mikirin Jakarta nan busuk setiap pagi, kegencet di kereta atau kejebak macet dan banjir berjam-jam di jalanan selama sembilan bulan. Itu lebih dari pada liburan atau refreshing dan tentunya mengajar anak-anak adalah pekerjaan menyenangkan. Sekalipun memang banyak kendala seperti medan dan budaya tapi kalau sudah niat segala rintangan pasti bisa dihadapi, lagi pula hari gini cuman kawin...nggak punya pengalaman hidup yang berguna?....yuk mari. 




Related Post

Tanah Abang Hanya Indah Sesaat Pak Jokowi


Pagi ini saya dikejutkan dengan pemandangan menakjubkan ketika turun dari statiun tanah abang, biasanya saya langsung disambut oleh kemacetan serta hiruk pikuk pasar tumpah yang tidak jelas dari mana sumbernya. Angkot serta bus saling ngetem di jalan tanah abang yang notabene hanya cukup dilalui satu mobil saja serta sampah pasar berserakan di mana-mana menimbulkan bau tak sedap.

Bahkan untuk berjalan kaki saja saya tidak bisa karena bahu jalan di sepanjang jembatan tanah abang dipakai berjualan oleh PKL yang gemar memutar lagu dangdut serta di sepanjang daerah museum tekstil biasanya identik dengan rimbunnya para pedagang barang rongsokan yang menggelar dagangannya di sepanjangn trotoar, singkat kata tanah abang adalah neraka sudah macet, kotor, bau, sumpek pula.

Namun pagi ini tanah abang berubah menjadi ciamik, para pedagang kopi yang menjajakan pelacur untuk sopir angkot di sepanjang trotoar sudah tidak ada, PKL di sekitar pasar tanah abang sudah di masukan ke dalam gedung, pedagang barang rongsokan di sekitar museum tekstil musnah entah kemana tergantikan oleh trotoar nyaman, bersih dan bertaman. Singkat kata saya salut dengan pak Jokowi-Ahok.

Tapi kekaguman saya terhadap kinerja Jokowi-Ahok ini hanya bersifat sementara karena setelah pulang kerja sekitaran jam lima sore, para PKL di sekitaran museum tekstil kembali menggelar dagangannya. Padahal lokasi itu sudah di benahi jadi trotoar dan taman, mereka memasang lapak di atas taman yang baru saja di bangun. Buset dah! kalau begini sih sama sekali nggak akan bertahan lama, tanah abang akan kembali macet, kotor dan sumpek. Seharusnya memang ada penertiban berkala agar para PKL tersebut tidak kembali berdagang terlebih merusak taman yang baru saja dibangun.....malang betul nasibmu Jokowi-Ahok orang Jakarta pinggiran ini ternyata jauh lebih sulit diatur dari pada orang Solo.


Related Post

Saat Indonesia Mirip Eropa


Jadi hari ini saya memutuskan untuk bangun pagi bukan apa-apa ada yang spesial hari ini dan itu bukan hari raya idul adha, karena setiap hari raya agama sudah pasti Indonesia tercinta mendadak seperti negara eropa. Bersih, tenang dan sepi hanya terlihat segelintir orang saja dan ini adalah hal langka di negeri yang over populated. Kalau di hitung 234 juta jiwa sama dengan empat negara sebesar Malaysia disatukan namun anehnya semua orang fine-fine saja walaupun kian hari semakin sedikit lahan hijau yang tersedia, maklumlah ini ciri negara dengan pendidikan rendah. Anyway back to topik cuma pada saat seperti ini saya bisa cinta setengah mati sama Indonesia bisa liat langit biru jalanan sepi nggak banyak kendaraan bermotor yang bikin asma dan cuma ketenangan yang mendera. Persis seperti gambaran negara-negara eropa yang cuma pengap di kota besar saja sementara di sini setiap  penjuru dan sudut pengaplah sudah. Someday i leave this shit and live peacefully and calm in europe.


Related Post

Tips dan Trik Menerbitkan Buku Secara Independent

1. Naskah
Tentunya harus punya naskah bukan, tapi masalahnya apakah naskah anda layak terbit?Jika iya maka coba copy naskah anda dan beri ke 10 orang berbeda umur, kelamin dan pekerjaan. Lalu catat apa komentar mereka, dari 10 orang tersebut anda perhatian baik-baik orang seperti apa yang memberikan review optimis. Karena mereka nantinya adalah target market anda, ke 10 orang ini juga akan menguak kekurangan naskah anda apakah kurang konflik, ceritanya datar atau mereka tidak mengerti. Jikalau ke 10 orang yang berbeda ini reviewnya buruk semua mulai dari jalan cerita, konflik sampai penulisan aka tidak ada bagus-bagusnya maka sebaiknya buang saja naskah anda.

Jika semua review sudah diatasi dan naskah dibenahi sesuai review, kembalikan naskah itu kepada 10 pembaca dan biarkan mereka kembali menilai. Pada point ini anda tidak perlu merubah kembali naskah anda, karena jika berniat mengirimkan ke major publisher maka naskah anda sudah terbilang rapi. Tinggal print lalu jilid ke tukang fotocopy dan kirimkan lalu anda berleha-leha menunggu selama 6 bulan (itupun kalau diterima)

Namun kalau mau diterbitkan secara independent itu masih jauh dari pada sempurna, karena tentunya ke 10 orang ini bukanlah editor profesional mereka hanya pembaca. Jadi naskah anda masih acak-acakan sekalipun jalan cerita sudah baik, disinilah pentingnya untuk menyewa publisher independent. Anda harus mencari paket yang sudah menyediakan editor dan layouter, kalau uang anda tidak cukup bisa mencoba mencari freelance editor. Jangan pernah langsung menerbitkan buku tanpa sentuhan editor, kecuali anda ingin ditertawakan orang banyak.


2.Budget
Ternyata menerbitkan buku sendiri itu tidak murah ya! tentu saja karena anda tidak di major publisher yang tanpa biaya karena semua mulai dari designer, ilustrator, layouter, editor sampai promo ditanggung oleh major publisher anda. Ini sebabnya royalti yang anda terima tidak mungkin besar karena besarnya biaya yang dikeluarkan agar buku anda bisa mejeng di toko buku (itu pun kalau laku). Jadi kalau anda berpikir bisa jadi milyuner karena buku anda best seller itu salah besar.

Terus bagaimana kalau tidak diterima major publisher, plus tidak punya duit? "Saran saya sih nangis aja di pojokan." Karena semua usaha pasti perlu pengorbanan, mau tidak pakai publisher independent dan hanya di pampang di blogpun perlu ke warnet atau bayar internet perbulan bukan, apalagi mau dipajang di toko buku. Biasanya publisher independent akan mematok harga paling murah IDR 500.000 untuk paket terbit tanpa bantuan editor, (saya sangat tidak merekomen ini) kecuali anda abg yang cuma pengen hura-hura tanpa mutu. Kalaupun mau ambil paket ini setidaknya bisa sewa freelance editor dari tetangga, temen atau saudara dengan bayaran kopi dan rokok atau anda bisa menservice editor itu dengan cara lain. 

3.Penjualan
Nah, jikalau semua rintangan sudah teratasi dan saya asumsikan anda pakai publisher independent dengan paket termurah serta meminta bantuan editor sang kekasih yang gratis karena atas nama cinta, maka simsalabim buku anda jadi. Biasanya anda akan dikirimi beberapa sample buku anda yang sudah terbungkus rapi layaknya di toko buku. Lalu bagaimana penjualannya? Nah itu dia, menyewa publisher independent hanya untuk memastikan bahwa kualitas buku anda tidak ancur. Sementara untuk penjualan anda sendiri yang harus berusaha. Memang publisher independent menyediakan paket dengan marketing maupun promo bahkan paket yang langsung masuk toko buku pun ada, tapi jangan tanya harganya (anda bisa meninggal sebelum tenar.)

Terus bagaimana dong? Publisher independent akan memajang buku anda di website mereka, jadi kalau mau beli harus lihat dulu di website. Tugas anda adalah sesumbar ke tetangga, mertua dan teman, jika mereka  memesan maka buku anda akan dicetak dan dikirimkan. (Karena indipendent anda bisa sesuka hati pasang harga, tentunya harus tahu diri) Misalkan  mematok harga buku anda IDR 37.000 (harga buku novel pada umumnya) lalu karena kebetulan anda termasuk socialita serta good looking sukseslah anda menarik 100 orang untuk mau pesan (print-on-demand) buku anda. 

Tinggal anda kalkulasikan saja 37,000 x 100 =  3,700,000 dikurang ongkos kirim misal IDR 20,000 x 100 = 2,000,000  jadi keuntungan kotor 3,700,000 - 2,000,000 = 1,700,000 keuntungan bersih anda IDR 1,700,000 ups lupa anda ambil paket publisher IDR 500.000 jadi 1,700,000 - 500,000 = 1,200,000 jadi keuntungan anda Rp 1,200,000 dengan catatan anda suskes menjual 100 buku. Kalau mau lebih tentunya anda harus menjual lebih banyak. 

Ada berbagai cara untuk memasarkan buku secara indiependent, ada baiknya anda belajar dulu dari mbah google. Pemasaran yang jitu amat diperlukan supaya konsumen tahu keberadaan buku anda, tapi sekali lagi sekenceng apapun anda berpromo dan bermarketing ria. Kalau memang kualitas cerita buku anda kurang baik maka tentu pasar akan mengeliminasi produk anda. Berdasarkan pengalaman para penulis buku indie ini mampu menjual hingga 50 buah saja bukunya, karena rata-rata teman dan relasi dekat umumnya memang berjumlah 150 orang.  

Secara keseluruhan saya belum bisa banyak berbagi, karena buku saya baru akan dipasarkan bulan depan. Sementara test market, prof reading saya mencari  orang-orang yang senang membaca novel melalui goodreads.com. Mereka saya pilih berdasarkan profile lalu di kirimin sample dengan aturan harus mengirim feedback berupa masukan atau review.

4. Harapan
Terus kalau semua sudah anda lakukan selanjutnya bagaimana?Apakah harapan anda untuk menjadi penulis sukses terkabul? Setelah baca tentunya jadi berpikir dua kali, menjadi penulis sukses sekalipun lewat jalur indie tidaklah mudah. Jangan berkecil hati dulu karena jika buku anda memang berkualitas baik bukan tidak mungkin dilirik oleh major publisher, ada beberapa contoh kasus yang bisa anda googling untuk dipelajari yakni novel : The Jacatra Secret, Gerbong Kehidupan, My Blackberry Girlfriend, Eiffel I'm In Love

5. Alasan saya menulis
Kan di atas sudah ditulis berdasarkan pengalaman, kalau pribadi saya memakai jasa publisher indie  dengan  paket komplet. Berhubung saya sudah bekerja dan memang punya dana jadi kenapa tidak, toh ini cuma ambisi pribadi tidak terlalu berharap (tapi ngarep sukses berat, lumayan punya sideincome). 
Satu hal lagi ini pun adalah sebuah pembelajaran bagi saya untuk menjadi enterpreneur, karena saya mengeluarkan produk, memastikan kualitas serta melakukan strategi pemasaran sendiri. Kalau hari ini buat buku siapa tahu nanti ke depannya bisa buat produk lain karena sudah pengalaman, bagaimana mengeluarkan dan memasarkan sebuah produk.



-------note tambahan------

Kenapa Menerbitkan Buku Secara Indiependent?
Kenapa harus indiependent? Pertama yang paling umum adalah buku kalian ditolak oleh major publisher kedua kalian tidak tahu caranya menerbitkan buku, adapun alasan yang jarang untuk menerbitkan buku sendiri adalah karena jumlah royalti yang tidak sesuai, sebab umumnya royalti yang diberikan major publisher hanya 10 - 15% saja sementara jika menerbitkan secara indiependent bahkan dengan bantuan publisher indiepedent anda bisa mendapatkan hingga 30-40%

Harus lewat indiepublisher
Tentunya sebagai penulis anda akan kebingungan langkah dan bagaimana memproduksi sebuah buku, saya amat menyarankan untuk menyewa jasa indie publisher. Karena mereka tahu bagaimana caranya memproduksi sehingga buku anda layak dibaca, pada umumnya publisher indiependent sudah berjamuran. Anda harus jeli memilih publisher indiependent lihat track record mereka, jika dirasa sudah aman maka anda bisa memilih paket yang tersedia. Adapun beberapa publisher indie yang saya sarankan semisal nulis buku dan indie publishing.

Tidak Lewat Indepublisher 
Cara ini hanya untuk anda yang berkantung tebal serta memiliki relasi mumpuni, karena anda harus mencari design grafik untuk cover, freelance editor serta distributor sendiri. Semua bisa dicari lewat Linked namun untuk distributor memang harus hunting. Amat tidak disarankan bagi penulis awam untuk mencoba cara ini.

Related Post

Ternyata Kebun Raya Bogor Punya Rumah Anggrek dan Orchidarium Loh!

Banyak orang yang mungkin belum mengetahui kalau kebun raya Bogor lebih dari sekadar taman nan luas, sebab tempat ini juga diperuntukan sebagai lahan pembibitan berbagai tanaman. Nah, salah satu dari lahan pembibitan di kebun raya Bogor ini ternyata dibuka untuk umum, bahkan disediakan pula tempat display untuk menikmati hasil pembibitannya. tempat yang saya maksud adalah orchidarium dan rumah anggrek, kalau untuk rumah anggrek pasti semua orang sudah tahu, sementara banyak yang kurang sadar mengenai keberadaan orchidarium. Tempat ini biasanya dikunjungi karena sepi dan rimbun, jadi banyak abg yang mojok getuh dah. Padahal di orchidarium kita bisa mengamati bagaimana pertumbuhan berbagai macam bunga anggrek.

Rumah Anggrek
Terletak di dalam kebun raya Bogor, bagi para pecinta anggrek mungkin ini tempat tujuan paling memuaskan. Sebab rumah anggrek menyediakan berbagai jenis anggrek yang bisa langsung di bawa pulang jika anda berminat, rumah anggrek sendiri adalah sebuah taman display untuk memamerkan anggrek hasil budidaya kebun. Walaupun sebenarnya bisa juga disebut sebagai rumah kaca khusus anggrek.



Orchidarium
Jika rumah anggrek tempat untuk memamerkan maka orchidarium adalah tempat untuk menumbuhkan bunga anggrek, sejatinya orchidarium berarti tempat atau lingkungan baik terbuka maupun tertutup untuk mengembangbiakan tanaman anggrek. Orchidarium terletak di bawah rumah anggrek dan tidak selalu terbuka untuk umum, mungkin karena belum musim panen orchidarium ini diperbolehkan dibuka. Jika rumah anggrek taman tertutup maka orchidarium adalah taman terbuka, di sini berbagai inang atau bibit anggrek dengan bebas ditaruh di seluruh penjuru taman. Jika musim anggrek mekar maka orchidarium ini menjelma menjadi taman bunga namun saya tidak tahu apakah ketika anggrek mekar, orchidarium diperbolehkan untuk umum. 
Related Post

Blog Archive

VIVA ID

Popular Artikel

Total Pageviews

Ini Baru Loh

Dari mana Energi Negatif di Rumah Kamu Berasal?

  Disclaimer Kali ini saya mau bikin rangkaian artikel tentang energi negatif di rumah sebab, punya pengalaman tentang hal ini dan ini ada...

Powered by Blogger.

.

.

Search This Blog

Protected by Copyscape Online Plagiarism Scanner

Subscribe Us

Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

About

Newsletter

If you like articles on this blog, please subscribe for free via email.

Subscribe Us

Facebook