Pages
Hari ini saya melihat pemandangan tak biasa, waktu melipir malan malam di sebuah warung nasi dekat statiun Sudirman. Seorang wanita cantik berjilbab meminta izin pada pemilik warung untuk masuk dan menawarkan korek api seharga 3,000 ribu rupiah saja, itupun untuk tiga buah korek jadi masing-masing seharga 1000 rupiah. Paras rupawan dengan penampilan rapi, mungkin berusia sekitar 20 tahunan. Dengan jeli saya bisa melihat telapak kaki perempuan ini, tak semulus wajahnya pun sandal yang dipakai solnya sudah terlihat miring karena tergerus pemakaian. Sepertinya perempuan ini sering sekali berjalan kaki, sampai terlihat hitam dan tak terurus seperti wajahnya.
Dia menawarkan koreknya namun, saya dengan sopan menolak sebab saya tidak merokok. Beruntung tiga pengujung warung nasi lain yang semuanya lelaki, membeli korek perempuan cantik ini. Salah satu sempat bertanya, "bukannya saya pernah lihat kamu di Bandung yah?" lantas perempuan cantik penjual korek membalas, "iya sebulan sekali pindah, jualan di Bandung sama Jakarta biar nggak bosen."
Baca Juga : Kawin Mewah Minta Uang Buat Biaya Melahirkan Kemudian
I was like? Gila jualan korek harga satu seribu, udah getuh sebulan sekali pindah Jakarta-Bandung. Terus terang saya jadi malu dan kesal, malu sama diri sendiri yang suka ngeluh sama kerjaan dan kesal kalau ingat di rumah ada tiga ekor MOKONDO! Dua diantaranya bahkan udah kawin punya anak istri tapi, males bekerja sampai semua harus disupport sama orang tua.
Baca Juga : Kenapa Pemalas Pengen Punya Anak Perempuan
Duh pengen saya seret ketiga sampah benalu MOKONDO ke warung nasi itu, buat lihat. "Tuh perempuan aja berani cari duit Jakarta-Bandung jualan korek yang harganya cuma seribu." Jadi lelaki cuma becus kawin, giliran cari nafkah kek sampah! Kerjanya cuma berkembangbiak dan molor aja.
Jadi satu bulan lalu, saya fomo beli smartwatch Amazfit band 7. Soalnya, gak di kantor, gak di kereta semua orang pake smartwatch. Padahal awalnya, saya nggak suka sama smartwatch, lebih prefer jam tangan manual biasa. Belum lagi size smartwatch itu rata-rata terlalu besar buat tangan saya, tapi gegara fomo jadinya beli yang sport bukan yang mirip iwatch ataupun galaxy watch. Versi sport layarnya memanjang dan ramping, slim sizelah jadinya pas di tangan saya. Belum lagi saya lumayan suka olahraga dengan naik sepeda setiap Sabtu-Minggu.
Singkat cerita belilah Amazfit band 7 seharga 600 ribuan ini dan setelah satu bulan pemakaian, baru sadar kalau sebenernya nggak butuh-butuh amat smartwatch sekalipun buat sport.Baca Juga : Review Keyboard Retro Aesthetic Rexus
Salah satu fitur unggulan yakni buat tracking sport, setelah punya Amazfit Band 7 ternyata gak begitu produktif sebab, dia koneksi langsung ke app zepp sementara ke Samsung fit gak bisa dan Google Fit udah konek tapi kok gak bisa semua sync? Jadi kalau lagi sepedaan atau work out, koneknya ke apps zepp bukan Google fit padahal udah sync. Jadinya nggak kerekam sama sekali di Google Fit. kenapa harus Google Fit? Kalau pindah handphone kan enak sementara apps zepp belum tentu dua tahun lagi pake smartwatch amazfit.
Jadinya nggak begitu maksimal penggunaan amazfit ini, kalau menurut saya smartwatch mending satu merk sama handphonenya. Jadi data aman dan kesimpen rapih di apps bawaan seperti samsung health. Mau ganti handphone pun enak masih kesimpen semua data di apps.
Selain itu, koneksi ke whatsapp dan notifikasi lain malah ganggu banget. Amazfit nggak punya pilihan buat nampilin notif apa aja, jadi notif di semua group whatsapp muncul tuh! Ganggu banget! Akhirnya saya matikan saja sync ke whatsapp namun, notif Google calender dan telepon sih bermanfaat banget, apalagi kalau handphonenya lagi jauh ataupun di silent.
Terakhir, hal yang paling saya nggak suka adalah feeling pakai smartwatch amazfit ini kaya kita punya handphone kedua. Jadinya selalu awas dan kalau lupa tuh takut banget, ya iyalah harganya 600 rebu! Belum lagi selain wireless headphone, handphone dan gadget lainnya, nambah satu lagi yang harus selalu inget buat dicharge.
Jadi saya baru aja nonton Pocong the Origin film keluaran tahun 2019, kebetulan film ini baru nongol di Netflix. Ehemmm, Pocong The Origin sukses bikin saya naik pitam! Film garapan sutradara yang filmnya hampir ampas semua yakni, Monty Tiwa bener-bener bikin saya kesel pengen nonjok semua yang muncul di film, bukan malah takut. mending kita langsung kulik aja film ampas nggak bermutu ini.
Tokoh utama Asti dari pertama udah nggak jelas banget, dia ini anak si pocong. Tapi, nggak jelas antara baik atau jahat, sebenernya mau kemana sih ini tokoh. Awal digambarin trauma sama masa kecil tapi, ujungnya sayang sama bapaknya yang jadi pocong, apasih yang nulis! Selain itu, tokoh yang diperankan Samuel Rizal juga ganggu banget, logat jawa maksa nggak pas sama wajah kota Samuel. Karakternya terkesan dipaksakan dan mengada-ngada! Mana ada adegan dia beser, padahal selama perjalanan nggak pernah minum.
Editingnya juga kacrut, terutama pas awal ricuh dalam lapas bapaknya Asti bangkit. Terus si Asti nembak bapaknya, abis itu pindag adegan aja ke Asti mau bawa pulang bapaknya? Lah bukannya abis nembak si Asti itu trauma sambil tiduran di samping bapaknya? Terus, tiba-tiba dia kek biasa aja mau anter bapaknya dimakamin, anying apaan sih ini?
Selain itu film Pocong The Origin ini juga, nggak jelas timingnya mau begaya tahun 90an tapi, setiangan di tahun 2019. Banyak ambil angle supaya kelihatan jadul bahkan, properti seperti mobil aja yang dipilih mobil jadul. Kalau mau pake otak tahun 2019 itu Lapas kirim jenazah terdakwa pake ambulan dan dimasukan ke dalam peti, goblok! Bukan pake mobil tahun 1970an terus pocongnya cuma digeletakin di belakang, tolol! Karakter pendukung seorang wartawan juga bawa mobil khas 90an yakni, Jimmny padahal kalau mau otaknya dipakai, kenapa perempuan wartawan seperti itu, nggak pake motor matik? Secara dia wartawan! Kalau mau maksa bawa mobil, bisa pake city car macem Kia Visto/Atoz
Ada adegan mobil jenazah tahun 1970an nggak masuk akal ini mogok, terus di dorong sama orang lewat. Ceritanya lagi dorong di jalan menanjak, sampai pocongnya jatoh ke luar. Tapi, pas diliatin jalannya datar aja? Terus bukannya itu pintu belakang mobil dikunci dari awal yah? Hadeuh..... sampah
Selain itu, premis utama si pocong adalah iblis banaspati bikin tambah kesel. Banaspati bukannya terkenal di jawa tengah dan jawa timur? Ngapain banaspati jadi ilmu rakyat pasundan? Sejak kapan banaspati jadi urban legend di jawa barat? Pengambaran masyarakat desa Cimacan dengan aksen sunda yang ngasal juga bikin hadeuh, apa sih film ini?
Seperti saya tulis di awal, Pocong The Origin ini bukan bikin takut malah bikin kesel! kalau udah ada nama Monty Tiwa udah dah skip aja, ini sutradara emang rada-rada yah. Heran kenapa ada aja yang mau sponsorin film dia.
Saya sudah dua kali mengalami foto-foto yang disimpan dalam memori internal tiba-tiba saja terhapus? Dan dua-duanya dari handphone Samsung. Yang pertama saat pakai Samsung A11 tiba-tiba semua foto di mempri internal hilang? Nggak ada di trash dan nggak di hidden, belum lagi ada masalah ketika foto nggak bisa disave dalam memori internal? Dan yang kedua saat pakai Samsung A23 tiba-tiba saja charging mentok di 41% dan ketika dicek foto-foto di galeri yang tersimpan dalam memori interhal sudah terhapus.
Foto hilang di galeri A11
Saya sempat kesal saat tahu Samsung A11 ini mengalami kendala nggak bisa save foto di internal dan pas dicek, ternyata semua foto-foto yang tersimpan dalam dalam berbagai folder sudah hilang! Tadinya saya pikir ada yang breach ke dalam Samsung A11 ini karena handphone seharga satu juta ini dibeli second dari toko oren. Setelah diperiksa dengan seksama ternyata penyebabnya adalah card holder magnetic yang saya pakai di belakang case. Begitu card holder magnetic ini dilepas, bisa save foto dalam memori internal namun, semua foto yang terhapus nggak bisa dikembalikan!
Baca Juga : Cara Hapus Bloatware Redmi
Foto hilang di galeri A23
Samsung A23 ini dibeli gress seharga 3,6 juta dari era phone waktu pertama kali keluar tahun 2022. Setelah hampir setahun tiba-tiba saja kemarin Samsung A23 ini mentok charging di 41% direstart berkali-kali pun tetap sama, cek device care sama sekali ngga ngaruh! Lalu saya coba copot case dan berhasil charging di atas 41% namun saat kembali dipasangkan case kembali mentok nggak bisa nambah!
Lumayan bikin frustasi, mana ini handphone baru yang tergolong mahal! Masa belum setahun udah ada masalah charging! Akhirnya saya perhatikan case siapa tahu bikin panas? Ternyata sama sekali nggak dan case ini sudah lama dipakai, pas mau dipasang sim injector yang selalu tersimpan dibalik case jatuh dan nggak ikut terpasang. Ternyata Samsung A23 kembali normal! Bisa charging di atas 41% dong.
Baca Juga : Kesan Pertama Pakai Galaxy S6 Edge
Udah happy aja tuh, bisa ngecharge lagi namun pas saya lihat galeri ternyata semua foto-foto yang tersimpan di dalam memori internal sudah terhapus bersih. Tinggal foto-foto yang tersimpan di sd card saja? Saya cek trash dan hidden album sama sekali nggak ada. Ternyata semua foto dalam memori internal langsung terhapus, folder screenshots, folder lightroom bahkan berbagai gambar serta video yang disave dari sosial media juga terhapus.
Gak boleh ada besi nempel di belakang Samsung?
Kalau kasus A11 saya masih bisa memaklumi karena, pakai card holder magnetic yang nempel di belakang sudah pasti unsur magnetnya bakalan berimbas langsung ke dalam mesin handphone. Tapi, untuk kasus A23 kok bisa besi sim injector sekecil itu berimbas sama charging dan penyimpanan? Apa karena tersimpan rapat dalam case sehingga pas rada panas, ada efek tertentu pada mesin handphone?
Seri A pakai memori eMMC 5.1
Setelah saya share di forum Samsung ada yang berpendapat kalau ini karena, seri A pakai memori eMMC 5.1 walaupun nggak jelas apa hubungan eMMC 5.1 sama magnet dan besi. Tapi kalau dilihat dari bentuknya yang mirip sama MMC emang rawan banget kalau sampe deket magnet. Tapi, sekali lagi kalau deket logam nggak ngerti dah.
baca Juga : Beli Amazfit Band 7 Gegara Fomo
Kalau sudah terhapus apa bisa dikembalikan? Jawabnya sama sekali nggak! Bener-bener full erase dan nggak ada jejaknya sama sekali. Satu-satunya solusi adalah dengan selalu save di sd card atau mengaktifkan auto back up ke google photos. Saya pilih auto backup saja ke google foto dengan membayar 26,900 rupiah perbulan. Ini jauh lebih aman ketimbang simpan di SD card lagi pula dengan memori 128Gb buat apa lagi punya sd card?
Jadi kucing rescue yang sudah satu tahun tinggal di rumah saya tiba-tiba saja kabur? Yup, si Alfred kucing yang satu tahun lalu saya temukan hampir mati di cafe teman ini tetiba kabur? Mulai dari tanggal 7 April dan diketemukan tanggal 17 April. Saya nggak mau bahas gimana Alfred sampai bisa ditemukan, yang mau saya ceritakan adalah kenapa Alfred sampai kabur seminggu lebih?
Alfred ini big bone persian yang saya rescue dari kematian dan sudah di steril, jadi nggak ada alasan buat dia kabur? Selain itu, masih ada lima ekor kucing lain di rumah saya dan mereka semua nggak ada yang kabur. Alfred ditemukan di sebuah rumah mewah yang jauh banget, beruntung kalungnya ditempel tag nomor WhatsApp. Gak ada kejelasan kenapa Alfred bisa sampai sejauh itu? Apa dibawa sama orang atau pure dia jalan kaki sampai ke perumahan elit? Tapi, begitu mau saya bawa Alfred ini memberontak kaya nggak kenal getuh sih sama saya, walaupun setelah dibawa pulang dia kembali tenang.
Baca Juga : Tukang Pengasihan Benci Kucing
Dari sini saya mikir, buat apa Alfred kabur sejauh itu? Selama setahun diselamatkan dan dirawat lantas melarikan diri? Biasanya juga dia paling jauh maen ke genteng tetangga buat cuci mata sama berjemur terus balik. Memang semua kucing saya indoor bebas main ke luar dan selalu pulang pas jam makan, serta bobo di dalem rumah. Ada dua ekor yang nggak pernah ke luar, salah satunya dalam kondisi payah karena panleu dan calici survior. Jadi Kucing ini cuma bisa diem di rumah dengan napas sesak dan selalu pilek, jangan tanya sudah habis berapa juta dan berapa kali bolak balik ke vet. Jadi tiga kucing yang selalu diam di rumah adalah, si Kecil yang sudah payah karena panleu dan calici survivor, si Bocil kucing rescue kurang dari satu tahun ketemu di depan rumah sama si |Alfred ini, memang di keep karena dia ras takut diambil orang.
Kenapa kucing yang lain gak mau diem di rumah? Padahal semuanya sudah di steril? Cuma pulang untuk makan dan tidur saja. Semua kucing yang rajin ke luar ini, gak pernah sekalipun sakit. Mereka sehat semua? Kejadian Alfred kabur ini bikin saya mikir, mungkin dia pergi sejauh itu buat melepas semua energi negatif selama setahun tinggal di sini.
Baca Juga : Rahang Rusak Karena Pantangan Ilmu Pengasihan
Memang kucing terkenal bisa menyerap energi negatif, terus kok jadi cocologi sama kaburnya si Alfred? Mau nggak mau saya mikir begitu sebab, rumah yang saya tempati sekarang adalah milik orang tua dan Bokap dulunya memang tukang pengasihan dan ilmu hitam lainnya. Baru ketahuan setelah dia jadi almarhum, berkat bantuan ustadz semua jimat yang disembunyikan berhasil ditemukan. Sialnya, kata ustadz waktu bangun rumah ini, Bokap juga tanem sesajen di pondasi belakang.
Solusinya sih belum saya temukan, nggak bisa juga membiarkan si Alfred jadi indoor takut diambil udah bagus begini. Mungkin ke depannya saya bakalan bawa dia keluar rumah setiap minggu, jalan-jalan supaya dia bisa lepasin energi negatif.
So kemaren saya mengucapkan selamat tinggal pada Vario 110 karbu tahun 2007 artinya, Vario ini sudah ada di rumah selama 16 tahun. Walaupun Vario 110 karbu tahun 2007 ini baru intense saya pakai dua tahun belakangan. Rentan waktu 16 tahun memang sudah amat sangat cukup untuk mempensiunkan Vario 110 karbu tahun 2017 ini serta ada beberapa alasan pribadi bagi saya untuk melepas motor yang sudah ada semenjak saya lulus SMA ini.
Body terlalu besar
Dari pertama beli pun sebenarnya amat sangat salah karena, Vario 110 karbu ini terlalu besar untuk orang dengan tinggi hanya 160 cm, yang ada kaki saya sama sekali nggak napak. Apa lagi kalau dipakai untuk boncengan, yassalam dah berat banget, badan kebanting sama body motor.
Dimandikan untuk terakhir kalinya sebelum dibawa ke dealer, selamat tinggal motor hasil ngilmu pengasihan dan pernah dipakai keluarga MOKONDO sampah. |
Vario 110 karbu tahun 2007 ini pernah sekali saya bawa ke Jakarta dan hasilnya, sumpah capek banget gegara bodynya yang gede banget. Sempet beberapa kali kali hampir ke slip gegara gak napak, akhirnya saya nyerah untuk Vario ini bisa PP Jakarta-Bogor.
Baca Juga : Rekontruksi Rahang Akibat Bokap Penganut Ilmu Pengasihan
Segala cara sudah saya coba untuk bikin Vario 110 karbu tahun 2007 ini lebih pendek seperti, ganti ukuran ban dan ganti jok yang lebih tipis. Hasilnya tetap saja kaki saya gak bisa napak, memang bodynya terlalu tinggi dan besar untuk orang dengan tinggi badan 160cm seperti saya.
Dipakai sama MOKONDO
Vario 110 karbu tahun 2007 ini memang dibelikan untuk saya ketika zaman kuliah tapi, pada kenyataannya lebih banyak dipakai oleh keluarga MOKONDO. Overall 80% body masih mulus 20% sisanya lecet gegara pemakaian oleh keluarga MOKONDO, Tabiat keluarga MOKONDO emang rada-rada gak bener, bisa make tapi gak bisa ngurus. Lecet body sama sekali gak diperbaiki dan selama pemakaian oleh keluarga MOKONDO sama sekali gak pernah diservice.
Akibat pemakaian oleh keluarga sampah MOKONDO, Vario ini rada-rada gak keurus soal daleman mesinnya. Tapi beruntung saya bisa atasi dengan full service, bayangkan dari tahun 2007 baru ganti belt dan beberapa part tahun 2020 lalu, kalau kata orang bengkel udah waktunya jajan. Lebih gilanya bohlam sen dan lampu utama selama 16 tahun berfungsi dengan sempurna, begitu pula starter yang cuma ganti aki dan kiprok aja selebihnya ngacir mulus. Ganti oli pun rajin setiap tiga bulan sekali padahal, cuma dipakai dari rumah ke statiun dari tahun 2020 sampai sekarang.
Baca Juga : Nikah Mewah Melarat Kemudian MOKONDO Story
Biaya full service untuk pergantian beberapa part seperti bel, kiprok serta daleman lain yang saya lupa apa saja namanya cuma seharga 1 juta saja pada tahun 2020. Kalau mau dihitung motor dari tahun 2007 yang sudah turun mesin atau full service, rata-rata bakal makan biaya service sekitar 2 jutaan.
Masih irit tapi bensinya berubah?
Banyak yang bilang bensinnya irit banget, ketimbang Mio memang jauh banget. Untuk pemakaian dalam kota sehari-hari, sekali isi bensin bisa seminggu. Tapi, setelah gonjang-ganjing kenaikan BBM pada Oktober 2022 lalu bensin pertalite tiba-tiba berubah cuma mampu bertahan 3 hari saja untuk pemakaian normal kalau dibawa ke Jakarta, pergi fulltank pas sampai Manggarai masih sisa dua bar, pulangnya harus isi lagi.
Bukan dari duit halal
Ini sih alasan terkuat kenapa saya lebih memilih untuk menjual Vario 110 karbu tahun 2007 karena dulu yang belinya tukang ngilmu pengasihan. Kalau kata orang sekarang nggak bakal berkah lah tuh motor, jadi lebih baik dijual saja dari pada ngekeep sesuatu dari duit dark magic.
Laku berapa?
Saya lihat di beberapa marketplace Vario 110 karbu tahun 2007 ini kisaran 5-6 juta dengan kondisi super mulus. Sayangnya Vario saya ini bodynya cuma 80% saja tingkat kemulusannya akibat pemakaian keluarga MOKONDO. Sekalipun sisanya masih orisinil dan mesin mulus ketika saya bawa ke dealer milik teman, Vario ini hanya mampu dibandrol sekitar 4 juta saja. Terus kenapa gak dipasang aja di marketplace, percuma sih bisa bertahun-tahun baru laku. Itupun gak jaminan bakal ditawar ke angka lebih rendah, mengingat masih banyak Vario lain dengan kondisi lebih kinclong.
Setidaknya nitip jual di dealer lebih terjamin dapat pembeli, soalnya saya memang dijanjikan dalam waktu dua bulan sudah terjual. Belum lagi kalau dititip ke dealer lebih dirawat ketimbang diam dalam garasi dan berdebu.
Nggak punya personal memori
Karena dari tahun 2007 saya lebih banyak di Bandung untuk kuliah, maka Varion 110 karbu tahun 2007 ini seperti sudah saya tulis di atas, lebih banyak dipakai oleh keluarga MOKONDO. Padahal sering banget kalau saya parkiran, orang bilang "hebat vario pertama masih mulus." Banyak juga yang heran sama kondisi velg jari-jarinya yang masih bening.
Baca Juga : MOKONDO Minta Dibayarin Lahiran
Waktu saya cari faktur penjualan untuk dealer, ada satu yang menarik perhatian. Ternyata motor Vario 110 karbu tahun 2007 itu gak dirakit dalam negeri melainkan asli 100% rakitan Jepang dan diekspor ke Indonesia makanya, kualitas gak main-main walaupun tergantung siapa pemiliknya. Soalnya sering juga saya lihat Vario 110 karbu sejenis, sudah amburadul di jalan gegara gak dirawat.
note : MOKONDO = Modal Kontol Doang, keluarga yang suaminya sampah pengangguran cuma becus kawin mevvah setelahnya jadi benalu keluarga.
Review Samsung Tab A 7 Lite/ RAM 2-4GB/ OS Android 13/ Kamera 8MP+VGA/Harga Rp 2.600,000 Dari awal tahun lalu, saya udah beli Samsung Tab A7 Lite ini buat kerja dan harganya lumayan banget. Sekitar 2,8 atau 2,6 lupa dah pokoknya awal-awal keluar. Keperluannya memang buat kerja, sebagai alternatif pengganti laptop yang ribet di bawa kemana-mana. Nah, setelah satu tahun pake Samsung Tab A7 Lite ini, begini kesannya atau reviewnya.
Design dan layar
Soal build in kualitas jangan diragukan dah, designnya simpel tapi elegan. Kelihatan Samsung banget dan gak murahan. Layar selebar 8 inch TFT LCD bening banget buat dipake nonton pelem dan Netflix, suaranya stereo mantap dah. Pokoknya untuk urusan entertaiment Samsung Tab A7 Lite ini juara.
Gak support stylus
Sayangnya layar TFT capasitive ini gak suppot stylus, mau beli stylus apapun itu beneran gak worth it. Beli yang palm rejection pun tetep aja ngak enak, responnya selalu delay. Beli yang karet buat layar capasitive sama aja, tetep respon delay. Nulis aja gak enak apa lagi dipaksa buat gambar.
Baca Juga : Review Samsung Tab A8 With S-Pen Masih Worth it Dipakai
Performa
Terus buat kerja gimana? Terus terang saya rada kecewa karena, Samsung Tab A7 Lite ini lemot banget, perpindahan antara aplikasi lama beud! Belum lagi sering force close. Apalagi waktu saya beli awal-awal itu masih UI 4 yang mana gak intuitif buat Tab A7 Lite ini. Ngerjain di Google Slide sering force close juga, hadeuh ini Tab padahal brand Samsung dan tergolong mahal.
Lemot dan sering crash
Awal-awal dipake kerja dengan UI 4 sumpah gak enak banget, bayangan aja UI buat satu tangan dipaksa di tab 8 inch, plus UI ver 4 ini sering crash! Pokoknya belajar sabar dah pake Tab A7 Lite ini. Sampai itu akun Samsung international dan Samsung Indo, setiap hari saya mention gegara kelemotan Samsung Tab A7 Lite ini.
Harus upgrade dan aktifin ram plus
Gak lama Samsung Tab A7 Lite ini dapet upgrade ke android 13 dan Samsung UI 5. tadinya gak ngarep banyak sih, paling juga tampilan aja. Tapi, ternyata UI 5 di Samsung Tab A7 Lite ini beda sama di handphone, dia dibuat khusus untuk Tab. Tombol home yang tadinya seperti di tengah seperti handphone, bergeser ke kanan terus, tampilan setting disesuaikan supaya bisa nampil dalam satu layar. Pokoknya UI 5 di Tab ini beda sama versi handphonenya.
Baca Juga : Review TREQ Basic 2K, Tablet Kitkat 400 Ribuan
Waktu otak-atik UI 5 di Samsung Tab 7A Lite ini saya sadar kalau selama ini, ram yang dipake cuma 2Gb jadi Ram plus gak diaktifkan. Pantes aja lemot dan sering force close! Ternyata Samsung Tab A7 Lite ini bisa Ram plus sampai 4Gb.
Kinerja UI 5 dan Ram 4Gb bisa dibilang jauh lebih baik, perpindahan antar apps sekarang lancar walau gak cepet dan force close gak ada. Namun, pernah UI yang force close itu cuma sekali sih. Emang Ram yang pas buat android dan UI di tab itu, minimal 4-6Gb. Sekarang enak banget dipake kerja walaupun Samsung Tab A7 Lite ini gak punya fitur Samsung Dex tapi, masih bisa diakali dengan menginstal apps taskbar.
Baca Juga : Kenapa Foto Terhapus Sendiri di Samsung Seri A?
Emang sih baru enak kepakai setelah beberapa lama dapet upgrade UI 5 tapi, masih worth it lah. Jadi kalau beli Samsung Tab A7 Lite 4G ini jangan lupa buru-buru di upgrade ke UI 5 dan aktifkan fitur Ram plus ke 4Gb. Baru-baru ini keluar versi wifi only dengan chipset yang lebih rendah dan harga yang terpaut lumayan jauh sekitar 1,7 saja.