Pages
Akhirnya game Switch yang ditunggu-tunggu release juga dan ini review setelah 30 jam main. Pokemon Legend Of Archeus ini, merupakan seri game Pokemon terbaru setelah Let's Go, Sword and Shield serta Brilliant Diamond dan Shining Pearl. Selain itu, Pokemon Legend Of Archeus menjadi amat sangat hype setelah Game Freak merombak total game play RPG ini. Setelah 26 tahun Pokemon memiliki gameplay yang sama semua bahkan, seri terakhir Sword and Shield bisa dibilang amat sangat membosankan. Lantas, seperti apa sih Pokemon Legend Of Archeus ini, yuk cekidot review Pokemon Legend Of Archeus.
Grafis
Kita mulai dari grafis, sudah berharap banyak dengan Pokemon Legend Of Archeus ini. Bakalan ada peningkatan dari Sword and Shield namun, ternyata grafisnya biasa banget! Bahkan dalam keadaan main handheld saja, banyak detail background yang kelihatan kotak-kotak. Paling yang halus banget itu, NPC sama Pokemonnya sementara enviromentnya buat saya sih kelihatan seperti PS2. Sayang banget padahal di Sword and Shield grafisnya sudah mulus banget. Kalau dibandingkan sama grafis MHS juga masih kalah jauh.
Selain itu, hal yang paling menganggu di grafis adalah banyak text yang menurut saya terlalu kecil untuk dibaca, belum lagi tone grafis Pokemon Legend Of Archeus ini gelap semua. Jadinya susah banget buat baca dan kudu dideketin ke mata, paling enak main docking di TV kalau handheld amat sangat tidak nyaman untuk mata.
Storyline and gameplay
Buat storyline sama gameplay Pokemon Legend Of Archeus ini gimana? Jelas beda jauh karena, udah gak lagi kita bangun di kota kecil terus mengejar impian jadi pokemon master. Pokemon Legend Of Archeus ini, tetiba tokoh utama ditransfer dari masa depan ke masa lalu di region Hisui. Terus kita kudu ngebantuin sebuah desa dengan gabung dicorps, intinya menjaga kedamaian dan tentu saja mendukung riset tentang pokemon.
Nah, soalnya gameplay awalnya memang kelihatan seperti Zelda gegara open world tapi, ternyata Pokemon Legend Of Archeus ini benar-benar copas seperti Monster Hunter Story. Waktu main langsung, lah ini sih MHS banget. Gak ada lagi masuk ke rumput buat cari pokemon atau datengin pokemon buat battle, justru sekarang pokemon yang kejar kita dan kalau gak lari, bisa mati diserang! Konsepnya benar-benar seperti di alam liar, belum lagi kalau diserang sama banyak pokemon. Buat nangkepnya juga lewat battle lagi, kita kudu ngendap-ngendap terus lempar pokeball.
Side quest
Pokemon Legend Of Archeus gak cuma leveling buat ngelawan gym leader. Tapi, ada main quest sama side quest plus pokedex quest. Main quest jelas buat namatin story, side quest buat dapetin bonus- bonus sementara pokedex quest buat ningkatin rank.
Ada juga alpha pokemon yakni pokemon terkuat dari setiap jenisnya yang size sama stats jauh lebih tinggi dari pokemon bisa, terus ada space time distortion yang muncul tiba-tiba, di dalemnya ada banyak rare pokemon.
Baca Juga : Review Pokemon Brillian Diamond dan Shining Pearl
Soal stats pokemon juga rada aneh sih di Pokemon Legend Of Archeus ini sebab, level 40 aja bisa KO sama level 20? Jadi stats pokemon di Pokemon Legend Of Archeus seperti gak guna getuh, padahal stats dari attack sampai defend ada effort level kalau di game dulu EV sama IV. Kalau mau competitive battle atau cari pokemon dengan good stats gak perlu ribet. Tinggal naikin effort level pake item grit atau nangkep pokemon alpha.
Tidak ada breeding dan Hidden ability
Padahal dulu breeding sama nangkep pokemon dengan good stats seperti matematika pokemon dan seru banget. Sekarang di Pokemon Legend Of Archeus malah dibikin simple banget, belum lagi breeding dan hidden ability dihilangkan? Ini buat sayang amat disayangkan banget, padahal di BDSP serunya itu cari pokemon good stats sama punya hidden ability buat competitive battle.
Mekanik battle
Battlenya masih sama turn based tapi, ada perbedaan di mekanik moves. Semua moves kalau level tertentu bakal mastering dan bisa pilih dua style agile sama strong, kalau agile less powerfull tapi bisa dua kali serang sementara strong more powerfull tapi cuma sekali serang. jadi, taktinya mau lebih kuat apa lebih cepat. Modelnya mirip banget seperti MHS strong, speed, technical attack.
Baca Juga : Review Monster Hunter Story Wing Of Ruins
Overall
Overall Pokemon Legend Of Archeus ini angin segar buat seri Pokemon, gak membosankan dan jauh lebih sulit. Gak cuma nangkepin sama leveling saja, Pokemon Legend Of Archeus punya banyak hal yang bisa dilakukan dalam 30 jam main, ini baru tiga daerah yang kebuka saking serunya, ngincer semua side quest sama pokedex quest, nangkepin alpha pokemon, ngejar space time distortion. Buat yang suka game-game seperti Zelda dan Monster Hunter Story bisa dicoba main Pokemon Legend Of Archeus karena, sudah jauh berbeda dari tipikal game pokemon yang terdahulu.
Akhirnya game pokemon terbaru keluar Pokémon Brilliant Diamond and Shining Pearl dan saya sudah main selama kurang lebih hours 20. Awalnya sempat pesimis sama Pokémon Brilliant Diamond and Shining Pearl ini karena, dari pertama leak grafisnya downgrade banget ketimbang Sword and Shield artnya sama. Terus banyak banget komentar negatif tentang Pokémon Brilliant Diamond and Shining Pearl gak hype seperti Sword and Shield jadi mikir dua kali sebelum beli gamenya. Tapi, gimana udah poke freak semenak sekolah dasar jadi dicoba sajalah Pokémon Brilliant Diamond and Shining Pearl ini.
Memang gak ada ekspetasi apapun terhadap Pokémon Brilliant Diamond and Shining Pearl begitu main, grafis dengan chibi art samsek gak terlihat istimewa malah bikin serasa main NDSi lagi. Sekalipun banyak banget pembaharuan grafis seperti, grafis seluruh move yang baru dan semua NPC lalu background yang bergerak sesuai timeline sunrise dan sunset lumayan bikin Pokémon Brilliant Diamond and Shining Pearl terlihat sedikit lebih fresh.
Storyline sama saja tapi enjoyable
Dari segi storyline juga sama saja Pokémon Brilliant Diamond and Shining Pearl ini, 100% sama seperti Pokemon Platinum, Diamond and Pearls paling ada beberapa cut scene yang baru. Tapi, plot cerita dengan team galactic ini jauh lebih seru ketimbang storyline membosankan Sword and Shield. Ada pembaharuan di gameplay super contest dan underground dan ini gak bisa dibilang remeh sebab, super contest dan underground buat saya adiktif, apalagi main online sama orang lain.
Lalu ada fitur baru force XP dimana semua pokemon akan otomatis kebagian experiences walaupun gak ikutan battle. Ini ada minus dan plusnya sih, pastinya bikin gampang banget buat leveling dan penuhin pokedex. Ini ngebantu banget semua anggota tim pokemon biar punya level yang sama, sayangnya force XP ini gak bisa dimatikan. Jadinya baru gym ke ketiga aja semua pokemon udah over leveling. Untungnya competitive battle di Pokémon Brilliant Diamond and Shining Pearl kerasa banget, jadi status move seperti growl, charm etc bakalan kerasa banget efeknya dan gak bikin gampang one hot KO kecuali over levelingnya parah jompang banget.
Overall masih lebih worth it ketimbang Sword and Shield
Overall Pokémon Brilliant Diamond and Shining Pearl ini masih enjoyable! Masih bagus tapi, gak wah! Dan yang lebih jelas Pokémon Brilliant Diamond and Shining Pearl ini lebih entertaining ketimbang Sword and Shield yang mana main 10 menit saja mata udah ngantuk sementara Pokémon Brilliant Diamond and Shining Pearl malah sampai baterai switch habis gak ada bosennya. Well done Pokémon Brilliant Diamond and Shining Pearl akhirnya gak nyesel main game pokemon lagi.
Perlu diingat kalau Pokémon Brilliant Diamond and Shining Pearl hanya sekedar remake untuk mengisi jeda waktu dua bulan sebelum launching Pokemon Legend Of Archeus padahal kalau mau usaha dikit saja, tinggal dikasih storyline baru ini Pokémon Brilliant Diamond and Shining Pearl pasti mantap.
Baca Juga : Pokemon Sword and Shield Yang Super Garing
Akhirnya setelah 90 jam bisa juga ngereview Monster Hunter Stories 2 : Wings Of Ruin game ini udah pernah dimainkan di 3DS dan sekarang versi switch yang sudah lama ditunggu-tunggu hadir juga. Versi rpg dari franchise monster hunter ini termasuk game yang lumayan mahal, apalagi beli pas lauching dapet sekitar 700 ribu. Tapi, apakah Monster Hunter Stories 2 : Wings Of Ruin worth it dengan harganya?
Gameplay
Sebenarnya sama sekali gak banyak yang berubah dari gameplay Monster Hunter Stories 2 : Wings Of Ruin , mekanisme tebak-tebakan speed, power dan technical masih dipertahankan dan kita dipaksa buat inget urutan mekanisme, seperti main gunting vs batu. Terus fitur bingo buat nambah, elemen power juga masih ada overall gameplaynya masih sama seperti yang versi 3DS. Satu-satunya yang berubah adalah fitur online, sekarang bisa main online bareng dan ambil misi co-op bareng orang lain.
Gameplay Monster Hunter Stories 2 : Wings Of Ruin ini simple dan gak bikin pusing, kita cuma butuh ingatan bagus buat mekanisme gunting dan batu, mikirin gimana caranya bisa dapet bingo biar monster kita makin powerfull juga mayan makan waktu selain itu, ada side quest dll yang bakalan bikin kita sibuk dan main lebih dari 50 jam. Belum lagi buat cari telur dan monster yang kita mau.
Gameplay Monster Stories 2 : Wings Of Ruin ini bakal maksa kita buat selalu upgrade monster karena, semakin jauh dan pindah kota kekuatan monster kita bakal jauh di bawah monster-monster di daerah baru. Selain itu, upgrade armor dan weapon pun wajib kalau gak mau keok lawan musuh dan ini, kudu cari bahan-bahannya dengan ngelawan berbagai monster.
Kalau saya sendiri rada adiktif buat bikin monster di Monster Hunter Stories 2 : Wings Of Ruin yang powerfull dengan cari elemen bingo yang pas, bisa keluar masuk nest buat semua elemen bingo monster bisa pas dan punya jurus yang powerfull.
Grafis
Peningkatan paling berarti memang ada di sisi grafis karena, sudah pasti grafis switch lebih ok ketimbang 3DS tapi, grafisnya justru masih di bawah Monster Hunter Rise? Sayang sekali kenapa juga gak dibikin sama saja? Selain itu scoring Monster Hunter Stories 2 : Wings Of Ruin ini pun ciamik seperti Final Fantasy.
Storyline
Walaupun kasusnya beda tapi, storyline Monster Hunter Stories 2 : Wings Of Ruin mirip sama versi 3DS kita disuruh cari penyebab kenapa monster-monster jadi ganas dan penyebab pithole diberbagai tempat. Ceritanya sih standar dan gak bisa komen banyak karena, pas nulis ini belum tamat main strory baru ketahuan ada monster maha besar oltura.
Overall
Buat yang suka turn based rpg apa lagi game seperti Pokemon bakalan suka banget, gameplay simple disertasi grafis dan scoring yang aduhai bikin betah main selama berjam-jam. Ada banyak yang bisa kita lakukan di Monster Hunter Stories 2 : Wings Of Ruin selain cuma namatin main story. Selain itu Monster Hunter Stories 2 : Wings Of Ruin ini juga salah satu game yang collectibles seperti Pokemon jadi worth it lah buat beli fisiknya.
Minusnya adalah, seperti game 3DS kita kudu grinding dan pastiin dapet elemen bingo biar semakin powerfull buat lawan bos terakhir dan ini repetitif banget, tiap dapet monster baru pasti kudu grinding bisa bisa ngejar level monster lama. Itupun, kalau attack dan defendnya bagus, sudah grinding sampai level 30 ternyata attack dan defend gak tembus 300 akhirnya cuma dapet capek saja.
Baca Juga : Review Pokemon Sword Yang Super Garing
Buat kamu para penggemar Pokemon
ada sebuah game clone, yang pastinya bakal bisa mengobati kerinduan kalian main
game pokemon. Game clone ini bernama Nexomon Extinction, sebenarnya Nexomon Extinction
gak bisa disebut sebagai clone Pokemon karena, dari story sama design
monsternya memang jauh beda tapi, banyak elemen yang sama dengan game pokemon.
Yang menjadikan Nexomon Extinction sebagai game clone Pokemon terbaik, adalah
pada game play itu sendiri. Nexomon Extinction cerdik dengan mengubah semua
kekurangan game Pokemon menjadi nilai jualnya. Nexomon Extinction sendiri
adalah versi game untuk Nintendo switch untuk steam dan android ada versinya
sendiri.
Game play
Secara garis besar Nexomon Extinction
gak jauh berbeda dengan Pokemon, kamu bakalan disuguhi RPG monter tame dimana
sang hero bakalan berpetualang sambil nangkep dan envolve semua nexomon. Yang
berbeda adalah, storyline dimana dalam dunia Nexomon Extinction, kamu adalah
titisan dewa Nexomon yang diselundupkan ke dalam wujud manusia, belum lagi
jalan ceritanya banyak banget dibumbui unsur komedi.
Kita bakalan disuguhin world yang
lebih beragam dan berwarna dari pada dunia Pokemon, dari under world sampai
avatar world dengan pulau terbangnya ada dan enaknya, kita bisa warp atau
langsung berpindah-pindah dengan cepat tanpa harus, jalan atau pakai HM fly.
Gameplay nyaris sama tapi, gak
mirip ada berbagai jenis Nexomon tapi unsur mereka gak semudah di Pokemon, ada
hidden ability dan special ability bahkan cosmic Nexomon atau versi shiny.
Pokeball diganti sama nexotrap dan Nexomon Extinction, punya kelebihan untuk
bisa kasih sampai empat item pendukung yang bisa mempengaruhi stat.
Kalau di Pokemon battle dengan
trainer gak bisa diulang, sementara di Nexomon trainer yang kamu temui di
sepanjang jalan bakalan bisa battle lagi dan uniknya Nexomon yang mereka pakai
ada di level yang berbeda. Hal ini juga berlaku waktu nangkepin semua
nexomon, area yang sama bakal nampilin Nexomon yang berbeda-beda, sesuai dengan
jam dan hari. Jadi gak bakalan bosen buat hunting Nexomon yang kamu mau.
Nexomon dibagi atas berbagai tingkatan, seperti rare, mega rare, common, uncommon dan legendary masing-masing
punya stat awal yang berbeda. Tapi, bukan berati Nexomon uncommon bisa dengan
mudah dikalahkan dengan Nexomon mega
rare. Perhitungan battle statnya lebih rumit dari pada Pokemon.
Grafis
Kalau dari segi grafis Nexomon Extinction
ini selevel dengan Pokemon game di 3DS. Sayangnya kekurangan terbesar Nexomon Extinction
ini, terletak pada design monsternya itu sendiri. Menurut saya design Nexomon Extinction
gak jelas, antara mau Pokemon atau Digimon? Banyak banget Nexomon yang terlihat
seperti dipaksakan dan terlalu rame.
Post game
Selain itu Nexomon Extinction
ini, punya post game yang gak terlalu menarik, palingan cuma nangkepin Nexomon
dragon dan legendary. Sialnya Nexomon Extinction gak bisa trading atau battle
online, ini yang bikin Nexomon Extinction mati kutu kalau lawan Pokemon. Jadi
cuma game yang mengandalkan main story saja.
Overall untuk saya, Nexomon Extinction bisa jadi pelipur lara dikala menunggu game Pokemon baru keluar pertengahan tahun ini dan kalau kamu gak punya Nintendo Switch, masih bisa main di steam dan android. Tapi, Nexomon ini bukan game gratis kamu harus bayar dan menurut saya, harga yang dibayar setimpal dengan grafis dan gameplay yang disediakan, apalagi kalau kamu fans garis keras Pokemon pasti betah main Nexomon Extinction.
Ni no Kuni Wrath of the White
Witch adalah game idaman semenjak Ni no Kuni: Dominion of the Dark Djinn pertama kali muncul di Nintendo DS, tahun
2010 sayangnya Ni no Kuni sama sekali gak dibuat untuk region di luar Jepang dan sialnya, versi
enchanted Ni no Kuni Wrath of the White Witch cuma direlease buat PS3
saja. Padahal pengen banget main game
yang semua designnya dibuat sama Studio Ghibli dan jadi salah satu game RPG
terindah yang pernah dibuat. Beruntung developer level-5 me-remastered Ni no Kuni
Wrath of the White Witch untuk Switch dan harga game Ni no Kuni Wrath of the
White Witch ini pun gak semahal game switch lainnya, mungkin karena bukan game
orisinil jadi gak perlu budget gede, cuma mindahin platform dari PS3 ke Switch.
Secara keseluruhan Ni no Kuni Wrath of the White Witch adalah game RPG idaman, mulai dari design menawan ala Studi Ghibli sampai scoring soundtrack yang mirip sama film. Story line simple tapi ampuh bercerita mengenai bocah bernama Oliver yang harus, masuk dunia pararel dimana semua orang saling berkaitan dengan dunia Oliver. Hal ini dilakukan karena Oliver mau menyelamatkan ibunya yang meninggal.
Design open world bikin betah
banget main Ni no Kuni Wrath of the White Witch, semuanya kelihatan cantik dan
semua NPC berinteraksi bahkan, saat didekati semua NPC bakal lihat ke karakter
utama. Ditunjang scoring nendang, bikin betah main Ni no Kuni Wrath of the
White Witch. Amat disarankan untuk main di TV HD 4K.
Gameplay
Buat urusan gameplay Ni no Kuni
Wrath of the White Witch gak selucu designnya karena RPG ini butuh grinding dan
kecekatan. Ni no Kuni Wrath of the White Witch bukan RPG role player, lebih
mirip Yokai dimana, kita Cuma bisa full control satu tokoh sementara tokoh
lainnya, bakal bertarung sesuai battle setting. Jadi karakter lain bergerak
berdasarkan A.I game. Ini buat saya lumayan bikin pusing karena, saat sibuk
bertarung, masih juga kudu perhatiin karakter lain HP masih penuh apa mau
modar!
Battle system Ni no Kuni Wrath of the White Witch ini pun bakal menarik perhatian para penggemar Pokemon karena, Ni no Kuni Wrath of the White Witch menggunakan familiar atau monster-monster lucu untuk bertarung namun, sebelumnya kita harus menjinakan terlebih dahulu. Familiar ini pun bisa bermetamorfosis atau berevolusi saat mencapai level tertentu. Kalau kamu pikir mau mengkoleksi familiar seperti pokemon harus, berpikir dua kali sebab, gak ada kepastian gimana cara menjinakan familiar yang ada cuma rate encounter atau tingkat keberhasilan menjinakan untuk setiap jenis familiar.
Selain main untuk main story ada banyak side quest ala RPG yang bisa kamu lakukan sehingga, membuat gameplay Ni no Kuni Wrath of the White Witch lumayan panjang dan kamu juga, bisa menentukan pilihan mau main gampang yang focus ke story atau susah yang focus ke gameplay. Overall game play seru banget dan gak boring seperti Pokemon Sword yang main sebentar langsung ngantuk kalau, Ni no Kuni Wrath of the White Witch yang ada main sampai baterai Switch mau habis.
Review : Monster Hunster Stories 2 Wing Of Ruin
Dapet Keldeo dari mystery gift 20 anniversary |
Sekalipun begitu, saya tetap jarang main online dan pilih untuk main online di game orisinil saja, karena setiap updated game pasti keamanan ditingkatkan, tinggal masalah waktu saja sebelum para gamers dengan game bajakan terditeksi.
Review : PokemonSword and Shield Game Pokemon Tergaring
Ada banyak region baru dengan view 3d
|
Review : PokemonSword and Shield Game Pokemon Tergaring
Baca Juga : Main Pokemon 3ds Format CIA, Amankah?
Baca Juga : review sand of destruction classic rpg
Baca juga : Kenapa saya pilih nintendo ndsi dari pada PSP?
Yang amat disayangkan, hanya tampilan childishnya dan game ini pun menurut saya terlalu mudah walaupun adiktif. Dalam dua minggu main untuk selingan dikala bosan dengan rpg yang tak kunjung selesai. Zelda The Phantom Hour sudah mau tamat, tinggal nemuin tiga besi buat bikin pedang melawan raja demon beddlum. Walaupun a very short game, Zelda The phantom hour ini, merupakan salah satu game nintendo dsi terbaik pada masanya.
Baca juga : Review Zelda The Phantom Hour