Pages
Waktu nemu novel Tingka di Gramedia Digital langsung tertarik karena, premisnya tentang seseorang yang datang ke sebuah pulau terpencil demi meneliti sebuah kepercayaan dan adat istiadat kind a dope. Jarang-jarang novel lokal ngambil premis sulit seperti ini.
Sinopsis
Ceritanya sendiri dimulai saat seorang mahasiswa bernama Tazky alias Jonathan datang ke pulau Tingka demi penelitian akhirnya mengenai kepercayaan Midaya dalam masyarakat Tingka. Dalam perjalanan Tazky alias Joe bertemu dengan berbagai orang-orang seperti Bri, Wor, Fikar, Pak Pum, Nyai Kay, Hamba Agung Dei etc.
Dalam menjalani penelitiannya, Tazky alias Joe menemukan bahwa, masyarakat Tika sendiri struggle dengan kepercayaan sebagai penganut Midaya, dimana kepercayaan mereka tidak diakui oleh pemerintah. Selain, itu bagi para penganut kepercayaan Midaya yang keluar dari pulau Tingka harus menghadapi cemooh dan bullyan dari masyarakat luas. Tazky harus dihadapi dengan berbagai orang-orang di pulau Tingka, yang ternyata tidak sebahagia penduduk pulau kecil cantik, belum lagi mereka menutupi keberadaan seorang imam tertinggi Midaya bernama Hamba Agung Dei.
Dari sinilah, Tazky diam-diam harus menguak rahasia yang selama ini disimpan oleh masyarkat Tingka, belum lagi Tazky sendiri datang ke pulau Tingka dengan rahasia sendiri.
Resensi
Tingkah hadir dengan premis menarik dengan berbagai sub plot! Kalau kalian pikir Tingka cuma punya plot mengenai rahasia kepercayaan Midaya salah besar, Tingka punya banyak sub plot mulai dari Bri dengan Fikar, Bri dengan Hamba Agung Dei lalu ada sub plot Wor sampai plot Joe dengan Tazky. Yup plottingan utama dimana Joe datang untuk menguak rahasia pulau Tingka dan kepercayaan Midaya masih diselengi oleh sub plot dari berbagai tokohnya.
Baca Juga Resensi : Pay Sooner Or Later Simple Namun Menghibur
Sub plot ini seru sih bikin Tingka lebih luas dari pada sekadar drama misteri namun, imbasnya bikin kita nggak fokus sama plot utama dan suspense atau unsur ketegangan yang dibangun. Terkadang seru banget, ada misteri apa di kuil Midaya? Lalu beralih ke plot mengenai struggling masyarakat Tingka sebagai penganut kepercayaan lalu move on lagi ke plot kisah kasih Bri dan Fikar. Ini bikin penulis Nicco Macchi nggak bisa konsisten menjaga suspense yang susah payah dibangun dengan munculnya gosip mengenai hantu penunggu di kuil Tingka. Jadinya bingung ini masih bisa disebut drama misteri? 90% drama dan 10% misteri.
Pada bab-bab terakhir pun Nicco Machi seperti kelelahan dalam membangun cerita, sehingga plot twist yang dihadirkan malah langsung diberikan pada tokoh utama bukan tokoh utama si Joe yang menemukan/membongkar. Sayang banget dengan premis dan berbagai sub plot harusnya Tingka, bisa memiliki ending yang ciamik. Padahal plot twis udah bagus, dimana Hamba Agung Dei hanyalah predator seksual berkedok agamais + bapak kandung Bri.
Watersong adalah buku pertama dari Clarissa Goenawan yang saya baca, dari aplikasi Gramedia Digital. Sepintas setelah membaca review dari Goodreads look promising, banyak mainstreams reader yang bilang kalau karya Clarissa Goenawan ini bagus banget maka dari itu, saya memutuskan untuk mencoba membaca Watersong.
Sinopsis
Awalnya Watersong ini memikat sekali dengan, prolog yang terlihat magis dimana tokoh utama Shouji sering banget mimpi tenggelam ketika kecil dan dibawa ke semacam peramal, lantas diramalkan kalau dalam hidupnya akan bertemu dengan tiga perempuan dengan unsur air dan salah satu dari mereka adalah belahan hidupnya.
Baca Juga : Resensi Tingka Kisah Para Penganut Midaya
Nah, ketika cerita berjalan Watersong justru jauh dari segala macam unsur magis. Kita bakalan disuguhi kehidupan Shouji di kota fiktif Akakawa yang mengambil inspirasi dari distrik Tokyo ke 23 Arakawa. Sepanjang 396 halaman, ploting cerita akan bergulir pada Shouji yang bertahun-tahun menjadi pacarnya Youko. Youko sendiri tiba-tiba hilang saat Shouji ikut bekerja di sebuah kedai teh eksklusif sebagai pendengar, dimana orang yang ingin curhat tapi, ingin private bisa mensewa seorang untuk mendengarkan masalah mereka.
Resensi
Plotingan Watersong sendiri terbilang menarik, sekalipun konfliknya linear cuma mencari Youko saja. Pencarian Youko yang menghilang misterius dan melibatkan seorang politikus Jepang, ibarat novel-novel crime thriller. Sekalipun lebih banyak drama yang mengupas siapa sih Shouji sebenarnya? Sialnya, alur Watersong ini lamban banget! Jadi greget crime thrillernya sama sekali nggak dapet, apalagi ditunjang sama background kota Akakawa yang sepi.
Baca Juga : Resensi Pay Sooner Or Later
Watersong sejatinya drama dengan sedikit bumbu magis dan bumbu crime thriller, jadi jangan berharap bakalan ada konflik keren antara Shouji dengan Youko yang ternyata menghilangkan diri. Tokoh Shouji sendiri rada-rada bikin males karena, digambarkan santai dan kurang sigap sekalipun pacarnya Youko menghilang, entah kenapa saya merasa Shouji ini pemalesan banget. Masih ngarep buat ketemu Youko tapi, pacaran dan wikwik sama Liyun?
Untungnya Clarissa Goenawan pinter banget bikin plot, sekalipun banyak flashback tapi plotingan Watersong rapi banget. Ngasih plot twisnya tipis-tipis bikin kita penasaran, ada apa sih sama si Shouji? Sekalipun imbasnya alur jadi lamban banget dan kerasa capek buat ngikutin si Shouji. Udah alur lamban, tokoh utamanya santai kek di pantai dan endingnya pun saya rasa anti klimak, kurang greget dan berkesan getuh.
Ini adalah buku pertama yang saya baca setelah daftar jadi premium di Gramedia Digital, berhubung belum nonton filmnya jadilah saya meutuskan untuk baca bukunya. Di aplikasi Gramedia Digital Words On The Bathroom Walls cuma 260 halaman, jadi cuma sehari aja langsung beres. Premisnya sendiri amat sangat menarik, berkisah tentang Adam Petrazelli pemuda 16 tahun yang mengidap skizofernia dan harus bergulat supaya bisa tampil normal dalam kehidupannya sehari-hari.
Sinopsi
Adam Petrazelli ini cowok yang mengidap skizofernia, ia bermasalah di sekolah lamanya sehingga dipindahkan ke sekolah katolik baru. Selain itu, Adam juga menjadi relawan untuk sebuah obat baru bernama, ToZaPrex yang dosisnya bakalan ditambah setiap kali Adam selesai evaluasi dengan psikiaternya. Kisah Adam bertahan di sekolah katolik ini yang bakalan jadi central cerita, selain tentunya ada bumbu roman dengan Maya cewek yang naksir sama dia.
Baca Juga : Resensi Nevermoor Mirip Harry Potter
Premis struggling sebagai penderita skizofernia punya beberapa layer mulai dari, struggling di sekolah, struggling di rumah dengan ayah tiri dan adik baru, struggling dengan sang pacar Maya dan struggling dengan obat baru ToZaPrex.
Resensi
Tadinya saya berharap Words On The Bathroom Walls yang mengambil POV sang tokoh utama, bisa bikin kita ngerti kalau penderita skizofernia itu seperti apa sih? Sayangnya Julia Walton nggak bisa deep banget ngegali karakter Adam. Kita cuma disuguhin kalau penderita skizofernia itu ngelihat hal-hal yang gak ada seperti Adam, yang setiap hari melihat Rebecca si cewek cantik lalu ada paduan suara dan beberapa mafia.
Baca Juga : Resensi Pay Sooner Or Later Simple tapi Menghibur
Sialnya di sini Julia Walton menggambarkan Adam itu sebagai penderita skizofernia baru dan ringan, sehingga gejalanya cuma halusinasi, lihat yang nggak ada aja. Sebagai readers kita cuma dikasih intip secuil aja, oh kalau skizoferia itu nggak bisa bedain mana hayalan dan realita.
Struggling Adam memang berlapis-lapis namun, terasa tipis. Kaya kurang greget aja tapi, memang dasarnya Words On The Bathroom Walls adalah buku young adult. Konflik antara Adam dan Maya pun dibuat simple dimana Maya, pada dasarnya suka dan nggak keberatan punya pacar dengan gangguan mental. Overall, Words On The Bathroom Walls ini masih di bawah The Fault Of Our Star namun masih enak untuk dibaca dan di atas standar novel romance remaja lokal.
Yang paling kesel adalah di halaman terakhir, Julia Walton kasih remark kalau dia bukan dokter dan semua hal termasuk nama obat adalah imajinasi kreatif dan berdasarkan dokumentasi saja. I was like, pantes ini kok rada dangkal yah sebagai seorang penderita skizofernia.
Terakhir nemu buku yang exciting banget itu Red Queen dan baru-baru ini saya nemu buku yang katanya punya plot mirip Harry Potter. Sebenarnya buku Nevermoor The Trial of Morrigan Crow ini udah lama cuma gegara covernya menurut saya jelek banget jadinya gak pernah ngelirik. Barulah pas baca review orang-orang yang bilang kalau Nevermoor, plotnya sebagus Harry Potter saya pun coba baca dan buku setebal 466 ini ludes hanya dalam tiga hari saja saking serunya.
sinopsis
Nevermoor menceritakan Morrigan Crow seorang gadis berumur 10 tahun yang masuk ke dalam daftar anak-anak terkutuk, anak-anak ini kerap bawa sial dalam beragam bentuk dan dipastikan bakalan mati ketika malam eventide. Ini membuat keluarga Crow harus terus minta maaf karena, kemanapun Morrigan dibawa pasti ada kesialan dan imbasnya, mereka gak sabar nunggu malam eventide ketika Morrigan bakalan mati.
Ketika malam eventide tiba, nona Morrigan Crow diselamatkan oleh seseorang bernama Jupiter North dan dibawa menuju dunia Nevermoor. Dalam dunia Nevermoor, nona Morrigan diharuskan untuk ikut tes masuk Wunderous Society. Ada tiga tes yang harus dilalui Morrigan sebelum akhirnya, rahasia terkuak kalau Morrigan Crow ini sebenarnya adalah seorang wunder atau manusia dengan bakat ilmu hitam yang kuat.
Resensi
Premisnya mirip Harry Potter banget begitupun plotnya, hanya saja Nevermoor masuk ke dalam golongan high fantasy sebab, Morrigan tinggal di dunia fantasi bukan, dunia nyata seperti Harry Potter. Penokohan Morrigan Crow memang sebelas dua belas dengan Harry cuma beda jenis kelamin saja, plot cerita pun ringan dan mudah diikuti. Untungnya Nevermoor punya plot yang nggak mudah ditebak, kita bakalan kebawa terus buat cari tahu apa sih rahasia yang selama ini disembunyikan sama Jupiter North.
Baca Juga : Review Mary Poppins
Jessica Townsend memang nggak bawa sesuatu yang baru tapi, Nevernoor bakalan mudah banget buat bikin kita terlena masuk ke dalam dunianya. Penokohan yang kuat dibantu plot yang sulit ditebak, bikin Nevermoor betah buat diikutin sampai habis sekalipun ini buku anak-anak.
Baca Juga : The Reckoners Trilogy : Calamity
Duh penulis wattpad bikin masalah lagi, sebenarnya dari awal cerita Argantara hype di Wattpad mau review betapa gak masuk akal
dan jauh dari pada layak untuk dibaca. Tapi, tahukan tipe pembaca Wattpad yang
almost semuanya adalah abg bau kencur yang logika sama sekali belum berkembang
dengan baik dan benar. Dari plotingan
sampai PUEB gak ada benernya Argantara ini namun, karena Indonesia adalah negara
berkembang jadinya dibaca sampai 30 juta kali dan alasan kenapa saya
harus nulis ini lagi karena, memang sedang hype netizen mengutuk film Argantara
ini sementara sang penulis Falistiyana (Fafay) malah menghilang gak berani
untuk mempertanggung jawabkan karyanya.
Plot utama masuk akal
gak sih?
Syera diserahkan alias dipaksa nikah sama Arga
gegara bapaknya hutang budi sama bapaknya Arga. Emang ada bokap mau
nyerahin anaknya semudah itu? Mana umur 16 tahun pula buat dinikahkan! Terus
perjanjian pake tertulis yang mana lebih gak masuk akal, belum lagi bapaknya si Syera orang kaya juga, jadi…jadi…ini apa sih gaje banget! Mau lebih gak masuk akal lagi? Orang tua Syera juga gak maksa loh. Jadi dimana
konflik sesungguhnya yang seharusnya ada di sebuah plot?
Baca Juga : Penyebab Malas Baca Buku Dari Penulis Wattpad
Udah hamil si Syera kena dilema takut kedepak sama sekolah gegara ketahuan hamil, emang waktu pertama kali nikah gak kepikiran apa kalau orang hamil gak bisa masuk sekolah? Emang wajar umur 16 tahun nikah terus pergi sekolah kek biasa? Fafay otak lo konslet atau gimana?
Plot gak masuk akal ini diperparah dengan, Arga dan Syera kena konflik yang semua orang waras tahu
bakal ada di sebuah pernikahan. Emang apa yang ada di otak Falistiyana (Fafay) waktu nulis ini? Wait,
biar saya tebak pasti ini orang bocil lucknutt yang gak ngerti apapun tentang
penikahan yah. Banyak yang bilang ini meromantisme pernikahan dini tapi, klo
menurut saya bukan, ini sih gegara si Falistiyana (Fafay) emang asal nulis aka ngayal babu, padahal penulis itu kudu riset say. Riset tentang pernikahan dini sesusah itu kah Fafay? In reality,
pernikahan muda apalagi 16 tahun banyak resikonya. Mulai dari sisi psikologi
sampai dengan kesehatan. Bayangkan hamil diumur 16 tahun, dimana tubuh lo
masih berkembang? Resikonya idup atau mati say.
Dari sini aja udah Argantara udah mati kutu,
gak bisa dilanjut untuk bisa disebut sebuah cerita dengan plot solid bahkan,
layak untuk dibaca. Apa masih harus saya lanjutkan dengan kualitas penokohan
dan PUEB? Terlalu capek saya mengulas seberapa buruknya Argantara.
Gak ada di Goodreads
Ini rada gila sih, masa dibaca sampai 39 juta tapi sama sekali nggak tersedia di Goodreads? Buku macam apa yang nggak ada di Goodreads! Sepertinya penerbit sengaja menghindari Argantara bapuk ini untuk masuk Goodreads, sudah tahu populer dan sudah tahu nggak layak baca makanya menghindari Goodreads. Nggak kebayang kalau masuk Goodreads bakalan dicaci maki seperti apa? Eits tunggu dulu paling-paling si Fafay lucknutt bakalan meluncurkan army bocilnya buat ngevote, seperti penulis Wattpad yang lain.
Bukan yang pertama loh
Kasus Argantara ini bukan yang pertama, ingat sama kasus Dear Nathan dari Erisca Febriani. Banyak hal gak masuk akal di Dear Nathan sampai ibu hamil bisa jadi bahan bercandaan terus, penulisnya si Erisca Febriani diem aja. Barulah setelah semuanya mereda, dia bikin tulisan playing victim! Seolah-olah dirinya terzolimi karena, dikiritik terus menerus. Padahal emang karya lo yang gak masuk akal dan jauh dari berkualitas.
Banyak netizen kesal
Argantara jadi puncak rusaknya penulis wattpad
bahkan, di Twitter banyak penulis Wattpad yang pengen nonjok si Falistiyana
(Fafay) gegara memperburuk citra penulis Wattpad sementara
netizen umum pun geram dengan romantisasi pernikahan dini ini, belum lagi
kalangan professional seperti psikolog yang geleng-geleng kepala dengan cerita
Argantara.
Baca Juga : Kacaunya Cerita AU (Alternate Universe)
Saya pun coba riset si Falistiyana (Fafay) dan jadi mikir, mungkin bocah ini gak sepenuhnya freak. Karena kalau orang punya karya bagus, pasti bangga dan muncul ke publik bukan? Anehnya si Falistiyana (Fafay) ini sama sekali gak nampil. Terakhir joged-joged di Tik Tok, 6 hari lalu pas premier Argantara, begitu dikritik langsung kena mental, menghilang entah kemana? Nunggu reda dulu yah sebelum joged-joged lagi buat promo sekuel Argantara.
Sebenarnya karya Wattpad yang amburadul macam Argantara ini sudah sepatutnya kena cancel, bukan saya kejam yah. Tapi, belajar dari Erisca Febriani dengan Dear Nathan, diem dulu terus playing victim dan sekarang malah jadi speaker dimana-mana? Falistiyana (Fafay) pun pake tak tik yang sama, palingan nanti juga bikin pembelaan kenapa, gak becus riset tentang realita pernikahan dini. Kalau gak di cancel bakalan, ada Fafay-Fayay yang lain, bikin cerita gak pake logika dan riset ketika, cerita udah dibaca jutaan orang, si penulis lepas aja tanggung jawab. Lebih gampangnya stop making stupid Wattpad writer famous!
The Psychology of Money karya Morgan Housel ini, bertebaran dimana-mana sebagai salah satu buku yang must to read. Spontan saya pun penasaran mengapa The Psychology of Money selalu dijadikan buku yang wajib dibaca? Awal-awalnya rada males karena, gak pernah suka baca buku tentang finansial ataupun keuangan tapi, anehnya buku The Psychology of Money karya Morgan Housel ini sering banget direkomendasikan oleh berbagai orang non finansial, mostly rekomen para achiever mindset.
Maap bukunya lecek, lupa di sampul dan keseringan di dalam tas. |
Ada sekitar 20 bab singkat dan padat di The Psychology of Money karya Morgan Housel ini, mulai dari bagaimana seseorang menggunakan uangnya sampai dengan berbagai keputusan finansial yang bakalan kamu buat. The Psychology of Money karya Morgan Housel sama sekali gak menggurui tapi, bercerita layaknya mendengarkan dari seorang sahabat.
Dalam setiap bab The Psychology of Money karya Morgan Housel, kita bakalan dikasih contoh realita sehari-hari sebelum membahas inti dari bab tersebut. Masalahnya untuk orang yang gak biasa baca buku non fiksi apalagi keuangan, emang rada menjemukan imbasnya buku dengan tebal hanya 200an halaman ini lumayan lama diselesaikan.
Baca Juga : Review 7 Rezeki Sumpah Bikin illfeel
Lebih parahnya, saya juga sulit untuk bisa menemukan apa sih yang mau dikasih sama The Psychology of Money karya Morgan Housel ini? Lebih seringnya malah menyadari hubungan dan mindset saya sendiri terhadap uang dan berikut based on my view setelah baca The Psychology of Money karya Morgan Housel .
Review : When Breath Become Air Memoar yang Hambar
1. Gak usah banyak gaya dan gak perlu mengimpres orang lain dengan gaya hidup dan barang-bareang mewah. Ini related banget buat yang maksa beli barang-barang apple bahkan sampai kredit.
2. Keberuntungan, intinya gak usah ngiri dah karena, beberapa orang memang beruntung misalkan, lahir dari keluarga kondusif dan mendukung buat sukses. Resiko juga ada namun, mendapatkan kegagalan bukan akhir dari segalanya.
3. Selalu merasa cukup, yang namanya punya uang itu gak ada rasa puas makanya jangan pernah tamak. Selalu merasa cukup ketika sudah bisa berkecukupan.
4 Kalau berhubungan sama uang atau investasi cobalah untuk selalu bersikap rasional ketimbang emosional.
Nah, so far yang nempel di kepala setelah baca The Psychology of Money karya Morgan Housel itu aja sih. Saya juga coba baca review orang-orang kok beda yah? Ternyata terjemahan The Psychology of Money karya Morgan Housel ini, gak begitu bisa buat menghadirkan apa yang diinginkan oleh sang penulis Morgan Housel. Pantes hal-hal kaya biaya tersembunyi, manajemen keuangan dan kesabaran gak bisa masuk otak saya. Versi terjemahannya seperti, gak bisa buat nonjolin penekanan terhadap apa saja yang mesti dan harus diperhatikan. Jadinya kalau gak related sama diri sendiri, gak begitu meaningfull dan loss aja buat diinget.
Jadi saya baru saja baca buku 7 keajaiban rezeki dari Ippho Santosa dengan harapan bahwa, buku ini akan mirip sekali dengan The Secret atau buku law of attraction yang lain. Mungkin juga bisa mencerahkan seperti seperti the psychology of money. Dari awal baca buku 7 keajaiban rezeki dari Ippho Santosa udah gak sreg banget karena, mostly yang dia tulis merupakan hal umum yang diulang-ulang dan dikemas dengan balutan agama. Parahnya lagi si Ippho Santosa adalah seorang motivator dengan gimmick agama. Semua yang dua tulis dalam buku 7 keajaiban rezeki bukanlah hal praktikal, hanya sebuah hal umum yang dicomot sana-sini, parahnya lagi gak ada real case seperti Rhonda Byrne atau analitik praktis, beneran cuma comot sana-sini terus dikemas ulang dalam buku berjudul 7 keajaiban rezeki.
Buku 7 keajaiban rezeki ini pun ambigu banget, pake lingkaran bidadari dan terus memaksa pembaca untuk berkembang biak eh kawin. Pokoknya kalau kawin siap gak siap, pasti simsalabim reseki bakal turun, terus dikasih contoh case orang-orang yang langsung kawin dan simsalabim langsung tajir. Masalahnya ini bahaya banget, dalam realitasnya banyak yang asal kawin, gak punya financial planning yang bagus berujung nestapa. Bikin susah orang tua dan jadi benalu, saya sendiri punya pengalaman dengan dua MOKONDO yang kawin mevvah setelah itu, gak tahu caranya bikin duit? Cuma becus minta-minta ke si Papih, cari kerja gak becus apa lagi cari duit. Karena mindset mereka sama seperti buku 7 keajaiban rezeki ini, kawin aja dulu nanti simsalabim rezeki turun sendiri. Dalam buku 7 keajaiban rezeki juga sama sekali gak disebutkan, usaha atau jalan menuju kesuksesan cuma kawin aja terus ngentot ampe bunting nanti duit turun sendiri. Saya sampai buset ini buku apaan?
Mending baca yang bener aja : Review The Secret : Law Of Attraction
Semua dalam buku 7 keajaiban rezeki adalah comotan sana-sini, belum lagi sebenarnya buku ini branding untuk si penulis sendiri dengan seminar otak kanannya. Betul banget buku 7 keajaiban rezeki sejatinya cuma alat promosi dirinya dan seminar otak kanannya. Bener-bener, gak ada yang bisa tercerahkan dari buku 7 keajaiban rezeki, kecuali kamu belum pernah baca buku tentang law of attraction. Buku 7 keajaiban rezeki ini saking dangkalnya, gak bisa menggambarkan kalau semua orang hidup dengan keadaan yang berbeda-beda, gak ada relatednya kecuali elo satu circle sama si penulis dan Yusuf Mansyur. Yup, bener banget yang bikin saya tambah ilfeel dengan buku 7 keajaiban rezeki ini, adalah munculnya Yusuf Mansyur sebagai salah satu tokoh yang digambarkan sukses dan patut untuk ditiru.
Seperti yang sudah saya tulis, buku 7 keajaiban rezeki isinya basic banget dan sejatinya merupakan alat promo si motivator dan event otak kanannya, belum lagi beberapa kali malah disuruh gabung ke group Facebook dia. Buat saya buku 7 keajaiban rezeki sama seperti Yusuf Mansyur ampas cuma jualan agamanya saja, pasti banyak yang protes sama kek korban si Yusuf Masyur juga awalnya begitu buta sama jualan religi, begitu gak dibayar-bayar barulah sadar udah ketipu.
Kemarin saya sudah sharing tentang bocah AU yang dibantai pas kelas mentoring, sekarang mau sharing draft saya yang juga dibantai sama mentornya, walaupun gak parah seperti bocah AU. Draft naskah saya dapat beberapa catatan panjang lebar dari mentor, yang merupakan penulis kaliber profesional dan novelis best seller terkemuka. To be honest dari awal udah yakin, bakal banyak remark sih secara draft naskah ini bikinnya kebut demi bisa masuk batch mentoring aja sih.
Jadi begini catatan yang mentor saya kasih :
-Penggunaan kata masih banyak yang belum tepat (kata kerja, kata benda, kata sifat).
-Tanda baca dan PUEBI berantakan hingga memengaruhi makna kalimat. Terutama pemakaian koma yang salah penempatan dan ini sangat banyak.
-Kebanyakan dialog masih kaku, rada berbunga-bunga, bukan tipe dialog yang biasa ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, jadi jatuhnya janggal. Kadang dialognya baku, kadang gaul. Cara bicara tiap tokoh kurang konsisten. Ada pakai kau, kamu, dll.
-Bahasa campur-campur Inggris dan Indonesia, tapi pemakaian italic sebagian besar salah.
-Dalam narasi, banyak subjek dan objek yang dihilangkan dan jadinya malah membingungkan.
-Aspek believeable yang kurang
Tapi draft yang saya kasih itu dapat catatan bagus di premis dan ide dan masih bisa dikembangkan dan yang harus diperhatikan adalah ilmu PUEBI.
Baca Juga : Penulis Wattpad Tak Berkutik Saat Webinar
Kalau ikut kelas mentoring jangan gampang sakit hati
Dari awal sudah dikasih tahu kalau ikutan batch kelas mentoring kepenulisan jangan baper sama hard felling. Buat saya semua remark dan catatan yang dikasih sama mentor, bener-bener ilmu yang kepake banget buat benerin naskah. Karena, apa yang orang lain baca belum tentu sama dengan yang kita sendiri maksud sebagai penulis. Nah, itu nasib catatan dari mentor saya buat draft cerita dystopia yang diikutkan ke batch mentoring ini.
Iseng masukin cerita Wattpad dan hasilnya?
Sebenarnya setiap peserta dapat kesempatan untuk mengikuti kelas mentoring dengan dua draft naskah, sementara saya cuma punya satu draft naskah saja. Terus kepikiran buat iseng kasih draft naskah dari wattpad orang lain yang sudah terkenal. Pokoknya cerita wattpad yang sudah dibaca berjuta-juta kali dan lagi dibuat serialnya.
Tentu judulnya saya ubah biar gak ketahuan dan hasilnya ketika dimentoring adalah? Wkwkwkwk.....buset dah kena bantai yang bahkan, lebih parah dari pada draft naskah buatan sendiri. Mentornya sampai kasih note kalau draft ini cuma related sama hidup orang-orang tapi, sama sekali gak layak buat terbit. PUEBI kacau banget! Gak ada isinya dan ini draft narasinya apa? Masih banyak lagi, sampai saya sendiri gak bisa inget. Pas mentornya mencak-mencak, saya cuma bisa nahan ketawa saja. Marahnya gak separah bocah AU kemaren itu sih tapi, tetep saja.....wkwkwkwkw.
Baca Juga : Kacaunya Cerita AU (Altered Universe)
Ternyata dugaan saya selama ini benar, bocil yang komen di tulisan kemaren pakai nama 'menulis Indonesia' bisa nangis darah, tahu cerita wattpadnya dinilai amburadul sama ahli. Duh, pengen saya masukin itu bocah ke dalam kelas mentoring kepenulisan ini dah, biar otaknya rada jalan dikit.
Kenapa kalian harus ikut kelas mentoring?
1. Yang pertama pastinya buat belajar nulis baik dan benar bukan sekadar nulis ala Wattpad yah.
2. Kalau kalian suka nulis di platform manapun, kelas mentoring ini bagus banget buat kasih tahu kualitas dan apa saja yang masih terasa kurang di naskah/cerita kamu. Jadi kalau punya cerita Wattpad coba diikutkan ke kelas mentoring. Siapa tahu walau sudah dibaca ribuan bahkan, jutaan sebenarnya secara kualitas karya kamu bisa jadi yassalam dah.
3. Ini buat melatih beban mental kalian sebagai seorang penulis karena, nanti kalau punya karya pasti dikritik.
Ingat semua orang bisa nulis tapi, gak semua orang adalah penulis yang handal, baik dan benar.
Buat yang pengen tahu gimana caranya ikut kelas mentoring kepenulisan? Tinggal follow akun-akun sosmed dari publisher besar, banyak yang bikin kelas mentoring pas pandemi begini. Kelas mentoring yang saya ikuti ini, dari publisher besar yang terkenal dengan buku-buku novel berkualitas tinggi dan mentornya sendiri novelis best seller terkemuka.
Baca Juga : Tiga Hal penyebab Saya Malas Baca Cerita Wattpad
Jadi saya menang semacam mentoring kepenulisan yakni, sebuah kelas dimana kamu kirim draft naskah cerita/novel untuk dimentoring oleh penulis yang udah punya nama atau reputasi. Dalam batch mentoring ada salah satu eserta yang kirim cerita AU atau alternate universe. Saya saja baru ngeh kalau ada cerita AU atau alternate universe, buat kalian yang gak tahu apa itu alternate universe atau AU. Ini adalah sebuah cerita yang tokoh utamanya mendompleng orang-orang terkenal atau semacam fan fiction. Misalkan Rihanna yang jadi mahasiswa kece di sebuah universitas sedang jatuh cinta sama seorang idol pop korea. Cuma bedanya dengan fan fiction adalah platformnya, kalau fan fiction banyak di wattpad sementara AU/alternate universe di platform twitter atau Tik Tok.
Contoh AU dan sumber dari : Sindonews |
Gak tahu gimana orang yang saya yakini adalah, seorang bocil bisa lolos kelas mentoring ini. Pokoknya dia ada di batch mentoring saya dan ketika mentornya minta draft naskah lengkap, bocil ini malah kasih cerita AU. Ketika di review cerita AU bocil ini ancur lebur banget bahkan, dibilang ampas! Dari premis, penokohan sampai tata bahasa PUEBI gak ada yang bener. Dan si bocil membela diri dengan bilang, "ini cerita AU kak." dari situlah saya sampai riset apaan sih cerita AU (alternate universe).
Begitu saya ngeh apa itu AU (alternate universe) barulah sadar seperti bocah ini salah kamar. Kelas mentoring profesional seperti ini malah ngajuin draft AU, pasti dibogemlah sama mentornya. Lucunya lagi saya baca tuh judul AU yang dikirim dan ternyata cerita AU (alternate universe) termasuk yang viral. Pantas saja tuh bocah dimaki-maki sama mentornya, begitu baca dari awal sampai akhir. Saya pusing sendiri, ini dari EYD aja ancur lebur, premis gak jelas, plotingan juga hadeuh dan parahnya gak masuk akal. Tapi, itu dibaca sampai ribuan kali loh.
Kok bisa cerita gak logis macam ini sampai tembus ribuan pembaca? Memang sih readersnya juga bocil nolep yang alam bawah sadarnya mungkin belum berkembang tapi, tetep aja saya mempertanyakan apakah remaja masa kini sebodoh itu?
Makin penasaranlah sama mahluk yang nulis cerita gak logis ini, sayang kelas mentoring online dan bocilnya gak pernah nyalain kamera, namanya juga palsu jadi saya gak bisa tahu identitas aslinya. Mungkin bocah ini malu karena, sebenarnya dia gak bego-bego amat, buktinya tahu cerita AUnya ngaco abis. Makanya malu banget nampilin identitas aslinya. Dari semua peserta mentoring cuma bocah penulis AU ini yang namanya fake. Walaupun based sosmed bisa ketahuan dari judul draft AU yang dikirim terus dibantai sama mentornya.
Baca Juga : Penulis Wattpad Tak Berkutik Saat Webinar
Kirain sudah cukup dunia kepenulisan merosot tajam secara kualitas dengan para bocil penulis wattpad, ternyata muncul lagi ini para penulis AU (alternate universe) gak kebayang itu bocil malunya kek apa pas dibantai online sama mentor, lagian dimana otaknya kirim draft AU? Tahukan bentukan AU seperti apa? Terus dicopas ke word dan dianggap draft naskah. Gak heran tuh mentor naik pitam.
Baca Juga : Penyebab Saya Malas Baca Wattpad
Jadi saya kemarin ikut sebuah webinar dengan salah satu speakernya adalah seorang penulis wattpad, speaker ini salah satu penulis wattpad yang pertama kali tenar. Kalau soal kualitas karyanya jangan tanya, sekalipun waktu itu sempat viral dan fenomenal tapi, karya penulis ini hancur lebur dicaci maki di Goodreads. Bahkan, bukunya salah satu buku wattpad paling dicaci maki dan dikasih rating satu di Goodreads.
Sebenarnya dari awalpun saya sudah gimana getuh lihat dia jadi speaker, secara karyanya amburadul tapi, webinar gratis juga sih, mending nikmati saja dan penulis wattpad ini bukan satu-satunya speaker di webinar itu, masih ada dua orang kreatif lainnya tapi, mereka bukan penulis. Pas saya lihat penulis wattpad yang dulu pas pertama kali terkenal masih bocil nolep, sekarang sudah lumayan dewasa mungkin kuliah atau fresh graduate.
Penulis wattpad ini saat webinar bukannya memperhatikan host tapi, malah sibuk melakukan sesuatu sepertinya main hape. Jadi ada beberapa momen dimana dia, bertanya ulang, "sorry gak kedengeran bisa diulang," katanya. Tapi yang bikin risih sekaligus ngakak adalah ketidakbecusan dia ketika sesi tanya jawab. Ketika ada pertanyaan teknis perihal menulis, si penulis wattpad ini ngalor-ngidul gak jelas. Bahkan cara menulis yang baik dan benar saja, jawabannya. "kita harus mood! Cara bikin mood gimana? Beda-beda setiap orang ada yang harus pake wangi-wangian ada yang etc." Terus ketika menerangkan plotingan pun seperti gak ngerti, banyak diam dan sesaat hemmm. Duh, untung masih ada dua speaker yang lain, kebayang kalau dia jadi speaker tunggal bisa mati kutu!
Keadaan diperparah saat ada yang tanya, "bagaimana seorang penulis prefesional ketika bukunya terbit tetap saja banyak kesalahan typo etc." Saya langsung ngakak sepertinya ada yang mau nyerang langsung si penulis karena, buku pertama dia yang terbit amburadulnya luar biasa termasuk hamparan typo tak terbatas. Terus si penulis wattpad jawab seperti ini, "itu adalah hal yang biasa, seorang penulis profesonal ketika buku terbit ada typo etc adalah hal yang wajar." Mungkin maksud dia buku pertamanya yang diterbitan oleh sebuah publisher tapi, gak diedit secara profesional kali yah. Karena bagaimana pun juga, gak wajar kalau ada seorang penulis prefesional, apalagi yang sudah mengeluarkan buku berkali-kali, masih saja ada kesalahan kecuali, salah cetak itu baru dimaklumi sebab, proses sebuah buku bisa terbit itu panjang dan harus melewati editor dan proofreaders. Jadi kesalahan seperti typo etc harusnya bukan sesuatu yang wajar. Gak seperti buku si Mbak penulis wattpad ini, cuma dilihat telah dibaca oleh berapa juta orang, terus langsung dah terbit. Jangan lupa covernya pake model instagram yang udah dikartunin.
Sebenarnya, ini bukan pertama kali saya melihat kebodohan penulis wattpad sebelumnya, saya sudah pernah menulis ada penulis wattpad yang ditanya, "kenapa EYD bukunya amburadul dan gak sesuai kaidah bahasa indonesia yang baik dan benar?" dan di jawab dengan pede oleh si penulis wattpad, "saya gak suka baca KBBI atau apapun itu."
Yah sebenarnya ngakak aja sih sama penulis-penulis wattpad ini sebab, mereka tuh mikirnya karena karya mereka dibaca sama jutaan orang, otomatis mereka adalah penulis berkualitas padahal masih harus banyak belajar.
Baca Juga : Kacaunya Cerita AU (Alternate Universe)
Baca Juga : Tiga Hal penyebab Saya Malas Baca Cerita Wattpad
Baca Juga : Review Dear Nathan Yang Amburadul
Baru saja selesai membaca salah satu buku most wanted yang selama ini saya cari, judulnya Indonesia X-Files karya dr Abdul Mun’im Idries, Sp.F seorang pakar forensic terkenal awal 90 sampai 2010an. Buku X-Files boleh dibilang sebagai memoar dari dr Abdul Mun’im Idries, Sp.F dengan judul yang seperti itu, tentunya saya berharap sebuah buku memoar yang penuh misteri terhadap sebuah kasus-kasus yang pernah ditangani oleh dr Abdul Mun’im Idries, Sp.F tapi, ternyata buku yang saya temukan di google book seharga 30,000 ini lumayan jamet banget, kok bisa?
Indonesia X-Files karya dr Abdul Mun’im Idries, Sp.F masuk kategori buku gak jelas mau kemana? Apakah memoar hidup yang bersangkutan atau memoar semua kasus-kasusnya? Dari awal sama sekali gak menceritakan hidup dr Abdul Mun’im Idries, Sp.F tapi, langsung ke kasus-kasus bombastis yang pernah ditangani oleh dr Abdul Mun’im Idries, Sp.F beberapa bab awal saya langsung hook sama buku Indonesia X-Files ini sebab, menceritakan kisah-kisah kasus misteri dan penuh intrik politik seperti, kasus Trisaksi, mei 98, kasus Semanggi, Marsinah, Tragedi Tanjung Priok bahkan sampai kematian Soekarno.
Selepas halaman 110 ke atas buku Indonesia
X-Files ini, menjadi ambigu banget! Kok tiba-tiba membahas dasar hukum seperi
pasal dan apa itu perkosaan, bagaimana kategori perkosaan, legalitas forensic di mata hukum, lalu ada
pasal-pasal yang menerangkan berbagai kejahatan. Saya jadi bingung buku Indonesia
X-Files ini mau kemana?
Kemudian membahas pembuktian mati
timebak atau karena hal lain, lantas simsalabim membahas kasus di Palestina
lalu cara forensic untuk kecelakaan pesawat, buset dah ini buku Indonesia
X-Files kok ngelantur ke mana-mana? Sebenarnya mau kasih tahu apa sih?
Pengalaman menangani kasus-kasus atau tentang dunia forensic?
Baca Juga : Resensi When Breath Become Air, Memoar Yang Hambar
Saya sampai bosan membaca buku Indonesia
X-Files ini sebab, banyak hal-hal sepele yang diterangkan dengan tidak beraturan.
Sepertinya buku ini ditulis sendiri oleh dr Abdul Mun’im Idries, Sp.F tanpa
dibimbing oleh editor. Alangkah bagusnya jika buku ini murni sebuah memoar
saja, dari awal mula dr Abdul Mun’im Idries, Sp.F tertarik dan belajar forensic
atau pun murni membahas kasus-kasus yang penah ditangani sehingga pas dengan
judul bukunya Indonesia X-Files.
Baca Juga : Resensi The Secret Tentang Hukum Tarik Menarik
Buat saya buku Indonesia X-Files
ini, gak terkonsep dengan baik! Mulai dari pemilihan cover yang sepintas
terlihat seperti dibuat dengan apps canva sampai alur yang loncat sana-sini gak
beraturan, membahas kasus, pasal dan dasar hukum lalu tiba-tiba kembali
membahas kasus. Buku ini diperparah dengan ending yang gak banget, jadi ending seperti itu saja seperti saat kita baca berita di koran lalu habis. Amat disayangkan buku dari pakar forensic paling terkenal
Indonesia malah jadi ampas seperti ini.
Sebenarnya saya sudah tahu The Secret karya Rhonda Byrne dari dulu tapi, cuma setengah-setengah alias cuma download cuplikan-cuplikan The Secret dari YouTube, jadi gak pernah baca full bukunya. Berhubung gabut WFH saya pun memutuskan untuk membeli buku The Secret karya Rhonda Byrne ini, versi barunya jauh lebih compact dengan tebal 236 halaman. Dari cuplikan film-film yang saya download sih sebenarnya sudah cukup mewakili, inti dari buku The Secret ini walaupun ada banyak hal yang lebih enak dibaca dan terorganisir di bukunya.
Pada dasarnya The Secret memberitahu kita hukum tarik-menarik, apapun yang kita pikirkan akan menarik langsung ke dalam diri kita, maka dari itu penting banget untuk selalu berpikir positif. Selain itu, The Secret karya Rhonda Byrne ini pun mengedepankan pentingnya untuk selalu bersyukur, menerima diri sendiri dan apapun yang kita miliki.
Semua hal tersebut dibagi jadi, enam rahasia.
Mulai dari rahasia menarik uang, relasi, kesehatan, dunia dan kehidupan.
Bagaimana kita bisa menarik hal-hal tersebut ke dalam kehidupan kita dan apa
yang harus dilakukan, dijelaskan dengan baik dalam buku The Secret.
Gak ada yang magis dari buku The Secret ini semuanya murni tentang cara berpikir kita terhadap hal-hal yang dihadapi dan bagaimana kita mengolah pola pikir terhadap hal-hal tersebut. Mungkin yang bakal jadi hambatan adalah, terjemahan yang terasa kaku dibeberapa bagian, terjemahannya mentah banget menurut saya dan gak dialihkan ke dalam bahasa non baku sehari-hari.
Cocok Buat Anak Muda dan Orang Yang Tinggal di Lingkungan Negatif
Ini adalah buku, yang seharusnya saya baca ketika
berumur 20 tahunan dan cocok banget, buat saya yang tumbuh di lingkungan
negatif dimana hampir semua orang, pemalas dan pengangguran belum lagi
penggemar ilmu pengasihan. Kalau kalian
tumbuh di lingkungan negatif, The Secret karya Rhonda Byrne amat sangat
membantu.
Memaksa diri sendiri untuk bisa berpikir
positif dan melawan semua pikiran jelek, walaupun dalam prakteknya gak gampang.
But it helps a lot! Makanya buku ini langsung cepet banget selesainya karena,
memang menawarkan apa yang saya butuhkan.
Prakteknya Gak Gampang!
Kekurangan lain adalah, bagaimana prakteknya
dalam hidup kita. Membuat affirmasi yang gak lekang oleh waktu itu susah.
Serajin-rajinnya kita berpikir positif ada kalanya capek dan terus berharap
tapi, gak kunjung datang juga bikin kita jadi males. The Secret sejatinya cuma
memberikan rahasia hidup yang paling dasar, maka dari itu saya pun tertarik
untuk baca lanjutan buku ini, The Power.
Ada juga beberapa orang yang bilang kalau buku ini meniadakan eksistensi Tuhan, padahal sepanjang 236 halaman banyak banget yang mengingatkan kita untuk bersyukur sama Tuhan.
Siapa tak kenal dengan Mary Poppins? Tokoh yang terkenal berkat film Disney ini aslinya merupakan novel best seller karangan P.L Travers buat banyak orang yang gak pernah baca novel aslinya mungkin bakalan mengira tokoh Mary Poppins ini seperti di filmnya, seorang nanny atau pengasuh yang berasal dari dunia ajaib dan mampu melakukan banyak hal ajaib. Ternyata setelah saya baca novel aslinya, Mary Poppins karangan P.L Travers jauh beda dengan yang sering dilihat dalam film Disney loh.
Mary Poppins mahluk apa?
Dalam novel pertama Mary Poppins sama sekali gak dijelaskan dari mana pengasuh yang mampu membuat berbagai keajaiban ini berasal, yang kerap kali disebutkan adalah Mary Poppin sudah berusia tua atau ratusan bahkan ribuan tahun. Ini diketahui dari berbagai cerita dan teman Mary Poppin dalam novel pertamanya.
Dengan kata lain Mary Poppins bukanlah seorang penyihir sebab, sahabat-sahabatnya merupakan mahluk yang berumur amat sangat tua, Mary juga mampu berbicara dengan binatang, pergi kemana pun dan masuk ke dunia fantasi. Kekuatan Mary Poppins melebihi penyihir manapun dengan kata lain, Mary Poppins adalah seorang goddes atau dewi yang sudah ada semenjak dulu kala.
Aslinya tegas dan judes
Dalam film kita disuguhkan Mary Poppins yang cantik, baik
hati, cerdas dan maha bijak sementara dalam novelnya penokohan Mary Poppins
adalah judes dan tegas. Mary Poppins gak segan-segan untuk membentak anak-anak
Banks bahkan, terkesan ketus sekali terhadap si Bengal Michael.
Sifat tegas dan ketus ini, benar-benar menegaskan bahwa Mary Poppins adalah seorang yang berkuasa atau dewi. Mary Tidak pernah mau mengalah dengan si Bengal Michael bahkan, untuk sebuah argumen kecil sekalipun. Saya merasa Mary menganggap dirinya, lebih dari manusia apalagi bocil seperti Michael.
Novel anak-anak tapi berat?
Novel Mary Poppins ini sendiri cukup membingungkan karena
menurut saya, stylenya gak mungkin bisa dimengerti anak-anak sementara Mary Poppins
sendiri novel anak-anak. P.L Travers membuat Mary Poppins dalam berbagai
cerita, jadi dalam satu novel Mary Poppins ada beberapa cerita yang
masing-masing punya makna tersirat yang gak gampang dipahami.
Mulai dari masuk ke lukisan kapur si penjual korek, lalu
mengunjungi paman Albert, mencari anjing Ms Wigg sampai sapi menari dan melukis
bersama langit juga bintang. Kumpulan cerita ini bersatu dalam satu plot
mendidik anak-anak Banks.
Terus terang saya sampai bingung, mengapa novel anak dengan
pesan tersirat yang kompleks seperti ini bisa menjadi legend, mungkin selera
anak-anak luar negeri pada waktu itu beda banget sama zaman sekarang. Mary Poppins menurut
saya masih satu level dengan Where The Wild Thing Are juga Little Prince sebuah
novel anak-anak yang gak mudah dimengerti namun, padat akan pesan-pesan moral.
Beda pesan moral di buku dan film
Kalau di film Disney, Mary Poppins membantu keluarga Banks
yang kewalahan dan kesulitan finansial, di novel aslinya Mary Poppins justru
fokus dalam mendidik dan mengembangkan karakter Michael, anak sulung keluarga
Bank yang kerap nakal sampai jadi anak sulung yang bertanggung jawab.
Pokoknya beda banget dah, Mary Poppins asli sama versi
filmnya. Mungkin Disney sengaja merubah Mary Poppins yang tegas dan ketus, jadi
cantik dan baik hati, lemah lembut dan gemar menyanyi demi bisa digemari
khalayak. Pesan moral membangun karakter anak sedari kecil pun lantas hilang
demi, sebuah tonton keluarga.
Baca juga : Resensi Middle Scholl My Brother Is Big Fat Liar
Akhirnya selesai juga baca The Reckoners Trilogi Firefight, ini merupakan bacaan selama WFH dan Calamity adalah seri penutup dari The Reckoners Trilogi. Dua seri sebelumnya, SteelHeart dan Firefight sukses jadi buku dengan plotingan terhebat yang saya baca di tahun 2020. Brandon sanderson memang jago banget bikin plot sampai-sampai dari seri awal nggak ada yang bisa ditebak endingnya.
Sinopsis
Calamity melanjutkan perjalanan David dan The Reckoners ke kota Ildithia
sebuah kota yang dibangun dari garam dengan kekuatan epic, The Reckoners pergi
ke kota ini setelah mendengar Professor
tengah membangun kekuatan di Ildithia. Professor tengah merencanakan sesuatu
dan membunuh semua epic yang melawannya, termasuk high epic penguasa Ildithia
Larcener si pencuri kekuatan. Sayangnya epic ini terus saja bersembunyi
sehingga membuat professor memporak-porandakan Ildithia.
The Reckoners yang sudah sekarat
masih bersemangat untuk menghentikan professor dengan hanya berbekal terkaan
David, perihal kelemahan Professor. Beruntung David berhasil menemukan seorang
epic lama teman professor bernama Knighthawk, pencipta alat tensor dan sebagainya
yang berasal dari sel sel epic. Dalam perjalanannya The Reckoners berkumpul
kembali dengan Tia dan epic penguasa Ildithia Larcener justru datang meminta
perlindungan.
The Reckoners dengan segala
kekurangannya harus putar otak dan mati-matian melawan Professor dan
pelan-pelan rahasia tentang rencana professor dan Calamity mulai terkuak
bahkan, David berhasil menemukan kelemahan Prodessor disaat-saat terakhir
pertempuran. Serta mengalahkan Calamity
dan membawa kedamaian bagi dunia.
Resensi
Brandon Sanderson memang seorang
maestro plotingan, Calamity dari awal sampai akhir beneran nggak bisa ditebak!
Bahkan endingnya pun di luar dugaan. Perjalanan David beserta The Reckoners
dalam melawan Professor berjalan mengalir, kita bakalan nggak sabar buat tahu
gimana otak cerdas David melawan high epic. Calamity dibuat sesuai porsinya
nggak kerasa kalau seri ini dibuat supaya panjang.
Setiap chapter bawa kejutan
tersendiri yang bikin kita mikir kalau, sebenernya petunjuk itu ada di buku
sebelumnya. Calamity tanpa plot twist sama sekali tapi, bukan berarti kita bisa
dengan gampang nebak apa yang akan terjadi. Justru kekuatan Calamity di situ,
bisa membawa kita ke cerita yang tanpa plot twist namun, tetap bisa kasih
kejutan. Semuanya dari awal dikasih petunjuk hanya kita saja yang kudu jeli
seperti, kenapa David bisa punya kekuatan tapi, nggak jahat. Ada banyak hal-hal
kecil yang bikin kita sadar kalau semua jawaban tentang epic itu, termasuk
Calamity yang menyamar jadi Larcener. Kalau kita jeli mana mungkin ada epic
yang bisa mencuri semua kekuatan epic lain, kecuali dia mengambil apa yang dia
berikan sebelumnya dan nggak ada epic sekuat itu kecuali Calamity sendiri.
Calamity berfokus pada jalinan
cerita yang outstanding semua energy dicurahkan ke situ, imbasnya kaum pecinta
cerita meye-meye yang matanya sampai jereng cari quotes nggak bakal nemu di
Calamity. This is not your kind a book!
Note :
Berikut penjelasan The Reckoners
Trilogy :
EPIC : epic adalah manusia biasa
yang diberikan kekuatan, pada akhirnya kekuatan ini merusak semua manusia
secara pelan-pelan. Kekuatan epic
pelan-pelan membuat manusia membenci segala sesuatu dan membuat kegelapan
menguasai mereka. Makanya banyak epic yang jadi jahat bahkan, sampai memusnahkan
manusia.
Kelemahan epic : Setiap epic
punya kelemahan yang nggak terkait kekuatannya, kelemahan epic adalah
ketakutanyang disembuyikan dan biasanya
kelemahan epic berasal dari kondisi saat masih jadi manusia. Seperti Megan yang
takut dengan api, David yang takut tenggelam, Professor yang takut akan
kegagalan, Edmund yang takut anjing.
Supaya bisa tetap waras dan nggak
hilang kebaikan setiap epic harus bisa mengalahkan ketakutan mereka, kalau
nggak mereka bakal digerogoti oleh kekuatannya sendiri.
Calamity : Calamity terjadi 10
atau 11 tahun lalu saat ada bintang terang bersinar dan memberikan
manusia-manusia kekuatan. Lalu siapa dan apa sih Calamity itu? Calamity adalah
sebuah ras di luar manusia, entah itu alien atau demon yang diberi tugas oleh
kaumnya untuk menguji umat manusia. Ada bagian dimana Calamity berbicara dengan
bahasa yang nggak dimengerti oleh David dan itu menunjukan kalau Calamity bukan
manusia.
Nah, si Calamity ini harusnya
diam saja di atas bumi buat merhatiin kehancuran manusia tapi, dia bosan dan turun
menyamar jadi high epic bernama Larcener.
Calamity percaya kalau manusia lemah dan
nggak bisa melawan efek dari kekuatan yang diberikannya, manusia pasti akan saling menghancurkan.
Beruntung Megan dengan kekuatan
antar dimesinya bisa menunjukan bahwa, ada dimensi tanpa Calamity artinya
dunia dimana manusia punya kekuatan
tapi, nggak jadi jahat dan David menunjukan ada beberapa epic yang bisa melawan
efek kegelapan dari kekuatan. Siapa sangka ini adalah kelemahan Calamity, yakni
kepercayaan bahwa manusia nggak lemah dan bisa melawan kegelapan akibat
kekuatannya.
Endingnya?
Jadi dunia selepas Calamity adalah dunia marvel cinematic universe dimana, bakalan ada banyak manusia berkekuatan super. Perihal manusia-manusia super ini baik atau jahat? Itu berbalik pada individu itu sendiri apakah mereka bisa melawan kegelapan dan ketakutan akibat kekuatan mereka sendiri? Setidaknya David dan kawan-kawan, sudah tahu kelemahan semua epic dan David sendiri menjadi epic dengan kekuatan super yang akan melindungi dunia dari epic jahat.
Endingnya, adalah seperti diceritakan di buku pertama, dimana David percaya kalau epic muncul di dunia ini sebagai superhero untuk membantu. Pada akhirnya David sendirilah yang menjadi superhero bagi dunianya.
Baca juga : Review The Reckoners Trilogy : Steelheart
Baca Juga : Review The Reckoners Trilogy : Firefight
follow saya di instagram @everybodygoesblog
Setelah membaca Steelheart yang
bikin takjub sekaligus berat, saya memang nggak langsung pindah ke buku kedua
The Reckoner Trilogi : Firefight dan beruntung punya banyak waktu luang dalam
masa WFH ini sampai akhirnya berhasil menamatkan Firefight. Buku setebal 500an
halaman ini memang nggak gampang buat dituntaskan, berbeda dengan buku fiksi
dystopia lainnya The Reckoner Trilogy butuh otak cerdas buat mencerna.
Sinopsis
Firefight dibuka dengan cerita
David setelah berhasil membunuh high epic Steelheart, otomatis dia menjadi
semacam selebritis sekaligus pahlawan di Newcago namun, setelahnya banyak epic
lain yang datang untuk membantai The Reckoners. Untuk menghentikannya, Profesor
membuat rencana membunuh high epic yang memerintahkan epic lain datang ke
Newcago. High epic itu bernama Regalia dan mempunyai kekuatan untuk
memanipulasi air bahkan, mampu untuk menenggelamkan kota Manhattan yang
setelahnya disebut Babilar.
Resensi
Kalau ada yang pernah baca buku terus merasa puas, maka saya sarankan untuk baca Firefight ini. Seri kedua dari The Reckoners Trilogy beneran nggak bisa ditebak, setiap masuk bab baru bakal disuguhi jalinan cerita yang nggak terbayangkan. Parahnya Brandon Sanderson, masukin berbagai sub plot ke dalam Firefight. Jadi saat baca plot utama membunuh Regalia, kita masih disuguhkan berbagai sub plot
seperti:
1.Plot membunuh epic Obliteration,
Newton dan epic lain yang menjaga Babilar.
2.Plot rahasia kota Babilar,
3.Plot hubungan professor dengan
Regalia,
4.Plot kisah cinta David dan
Megan,
5.Plot kelemahan semua epic
sampai rahasia Calamity.
Bayangkan semua itu dimasukan ke
dalam satu buku! Bukan tanpa sebab sih, kenapa banyak banget sub plot yang
dimasukan ke dalam Firefight. Brandon Sanderson sepertinya, nggak mau The
Reckoners Trilogy ini jadi seperti buku dystopia lainnya yang beranak pinak,
cukup trilogy saja. Imbasnya dalam satu buku harus banyak informasi yang
dimasukan, semua informasi ini dijadikan sub plot dalam plot utama. Memang Firefight
jadi nggak membosankan tapi, saya capek bacanya bahkan, sampai harus istirahat
beberapa hari.
Beruntung semua sub plot ini
nyambung ke plot utama bahkan, jadi benang merah atas semua yang terjadi di
dunia The Reckoners. Saya nggak habis pikir gimana caranya, Brandon Sanderson
bisa bikin sub plot di dalam plot utama yang ujungnya nyambung. Belum lagi, mikirin gimana tokoh utama si
David bisa nemuin kelemahan setiap epic yang dilawan, sumpah Firefight ini
cerdas banget.
Kalau masih kurang sama plotnya
yang melimpah, Brandon Sanderson juga masih kasih plot twist di ending. Yang
semula dikira mau membunuh Regalia ternyata, malah membuat epic baru yang ada
saya melongo bacanya. Otak udah nggak bisa mikir ini cerita mau kemana,
jangankan mikirin alur cerita. Mau nebak kelemahan semua epic yang dilawan
David aja susah, ujungnya pas epic itu mati saya harus kembali buka halaman di
belakang biar ngeh kapan si David tahu kelemahan epic itu.
Overall Firefight ini beneran
100% ngandelin kekuatan plotingan jadi, jangan heran pada kata-kata puitis,
kegemaran readers lokal, malahan nggak ada quote yang bisa diambil dari
Firefight dan roman antara David sama Megan pun nggak kerasa romantisnya karena
memang cuma sub plot saja. Buat kamu-kamu yang biasa baca buku lokal best
seller yang isinya, plot cerita remeh temeh cuma modal kata-kata puitis sama
setingan borju pasti mampus otak meleduk baca Firefight.
Baca Juga : Resensi Under The Never Sky