Pages
Pay Sooner Or Later adalah hidden gems di Gramedia Digital, kirain bakalan garing cerita modelan seperti ini, ternyata lumayan menghiburnya. Novel karya Adrinindia Ryandisza ini adalah salah satu pemenang dari GWP tahun lalu. Premisnya sendiri berkutat di seorang cewek bernama Tika yang punya kebiasaan Paylater atau ngutang dulu buat belanja online.
Sinopsis
Tika seorang cewek metropolitan yang kerja di sebuah konsultan pajak, punya kebiasaan nggak sehat berbelabja oline yakni selalu pake Paylater. Tika sendiri selalu merasa senang ketika check out barang-barang yang sebenarnya dia nggak butuh. Hidupnya jadi runyam ketika kontrak kerjanya nggak diperpanjang gegara politik kantor, otomatis Tika nggak punya penghasilan. Untungnya dia dapet kerjaan baru jadi desk collector di sebuah pinjol. Gengsi memang kerjaan turun derajat tapi, Tika butuh uang buat bayar semua cicilan Paylater dia.
Baca Juga : Resensi Words On The Bathroom Walls
Dari sini semua permsalah Tika dimulai, kerja di tempat baru yang nggak bonafit, ketemu sama temen kerja yang ternyata punya masalah finasial juga sampai berbohong sama orang tua perihal Paylater.
Resensi
Pay Sooner Or Later ini sukses bikin saya ketawa ketiwi, apalagi pas adegan Tika sama kedua orang tuanya. Sayang seribu sayang, Pay Sooner Or Later konfliknya tipis banget. Ada banyak hal yang nggak di eksplor lebih detail seperti, jumlah cicilan Tika yang 12 bulan itu berapa? Dia nyisihin berapa dari gajinya buat bayar cicilan? Premisnya tentang paylater tapi, bagaimana Tika bisa membayar semua cicilan sama sekali nggak dijabarin.
Kerjaan sebagai desk collector pun kerasa cuma tempelan saja, fellingnya Pay Sooner Or Later ini ngebut banget. Lalu hubungan dengan Rizal pun sebatas penambah bab saja, padahal ini seru banget apalagi Bapak Tika yag concern sama masalah percintaan anaknya. Harusnya sih bisa lebih dieksplore getuh.
Baca Juga : Resensi Tingka Kisah Para Penganut Midaya
Berbagai konflik di Pay Sooner Or Later punya penyelesaian yang simpel dan cepet, Masalah Didi, Ridwan, Pak Tanto, Tika dengan Yuli pun selesai dengan super cepat bahkan Paylater 12 bulan Tika ujungnya dilunasin sama orang tua. Beneran nggak ada gregetnya dah! Pada akhirnya kita dikasih penjelasan bahwa, kebiasaan ngutang Tika karena dulu nggak pernah bisa dapet apa yag dia mau. Proses berobat ke psikolognya pun super singkat di beberapa halaman terakhir.
Overall Pay Sooner Or Later ketolong karena lucu dan related dengan kehidupan sehari-hari, apalagi konflik Tika dengan Yuli di kantor lama, beuh sumpah itu beneran banget ada. Sayang seribu sayang Pay Sooner Or Later ini seperti kurang dimasak, padahal punya potensi besar buat lebih wow.
No comments:
Post a Comment