Pages
Zaman sekarang banyak banget perempuan-perempuan yang punya mental illness, gegara kebanyakan lihat sosmed. Lingkungan saya pun punya banyak banget contoh jahanam seperti ini, banyak banget perempuan-perempuan yang punya mental illness tapi gak sadar padahal, sudah menikah dan punya anak.
Caper di group
whatsapp
Dulu waktu pertama kali rame
whatsapp group, banyak banget perempuan-perempuan yang suka share hoax tanpa
dipikirin terlebih dahulu, langsung aja share pake embel-embel #berbagiituindah. Padahal yang di shared juga berita palsu. Belum lagi mereka ini kalau
kumpul-kumpul suka masukin foto-foto mereka, padahal itu group angkatan dan gak
semua orang kenal sama geng ini. Kenapa gak bikin group sendiri aja?
Sudah begitu salah satu dari mereka rajin banget membombardir, group dengan
berbagai hal, sampai-sampai hal sepele seperti hard disk rusak aja, ditanya ke
group angkatan.
Usut punya usut hidup yang bersangkutan memang kacau, mau dicerai sama suaminya dan kesepian belum lagi punya banyak penyakit. (baca mahluk sakit itu jiwa di sini) Terus teman-temannya juga gak kalah kacau, ada yang suaminya nganggur, ada yang hubungan rumah tangganya hambar, berkumpulah mereka semua dan mencari pelarian di social media. Saya tahu ini, setelah mendengar kehidupan mereka dari kawan-kawan sekitar dan lucunya, setelah kegiatan mencari perhatian mereka di group berujung ribut dengan beberapa orang, akhirnya mereka semua memprivate social media mereka, bahkan sampai pakai nama lain.
Baca Juga : Perempuan obesitas dan sakit jiwa part II
Baca Juga : Mencari Perhatian Lewat Berita Keguguran
Mereka berhenti caper setelah, menimbulkan keributan di antara angkatan dan akhirnya mereka bikin group sendiri
di telegram. Kenapa gak dari dulu? Gak sadar kalau selama ini mencari
perhatian? Upps, gak sadar kalau selama
ini punya mental illness.
Ngikutin Selebgram
Satu lagi ada bocah naik
pelaminan yang mati-matian ngikutin keluarga selebgram, jadi di instagramnya
itu ngikutin Indah Kalalo dan selebgram lainnya. Aslinya bagaimana? Cuma bocah
bau kencur yang hidupnya dibiayain sama mamih dan papih plus mertua bahkan,
ngurus anak saja pake baby sitter dan kalau datang ke kondangan baby sitternya gak diajak. Sudah begitu masih bisa ngeluh
hidup berat banget antara kerja dan ngurus anak, anjay….saya sampai bingung
gimana yang gak pake baby sitter dan berjuang sendiri gak dibeliin rumah, mobil
dll sama orang tuanya?
Yang bikin risih dari mahluk ini
adalah, saya tahu aslinya gimana dan dia berusaha tampil sebagai pribadi
menginspirasi dan sukses. Mau kasih tahu ke semua orang kalau dia, jadi istri
dan wanita karier yang sukses, padahal anak diurus baby sitter dan hidup pun
gak modal apapun. Gak bisalah dibandingkan dengan jutaan perempuan yang
berusaha sendiri di luar sana. Parahnya, pake menyerang siapapun yang
gak setuju sama pola pikir dan idialisme
dia. Kalau bocah
naik pelaminan ini, berusaha sendiri gak disupport mamih dan papih bisa apa?
Mau ngomong apa hamil 7 bulan masih naik commuterline buat kerja?
Baca Juga : Bocah Naik Pelaminan Part 1
Baca Juga : Bocah Naik Pelaminan Part II
Mau tahu perempuan yang beneran
happy dan gak punya daily mental illness macam apa? Rata-rata mereka gak aktif
di sosmed ataupun sosmednya gak dipakai buat mati-matian, nampilin keluarganya.
Gak mati-matian upload foto dan video anak dan jarang aktif di group manapun.
Tidak pernah mencari perhatian di sosmed. Umumnya semua teman perempuan saya yang
bener-bener bahagia dengan hidupnya, punya circle kecil dan dia cuma shared
dengan circle itu, gak seperti perempuan-perempuan di atas yang membombardir semua
sosmed untuk mencari perhatian.
No comments:
Post a Comment