Pages
Akhirnya selesai juga baca The Reckoners Trilogi Firefight, ini merupakan bacaan selama WFH dan Calamity adalah seri penutup dari The Reckoners Trilogi. Dua seri sebelumnya, SteelHeart dan Firefight sukses jadi buku dengan plotingan terhebat yang saya baca di tahun 2020. Brandon sanderson memang jago banget bikin plot sampai-sampai dari seri awal nggak ada yang bisa ditebak endingnya.
Sinopsis
Calamity melanjutkan perjalanan David dan The Reckoners ke kota Ildithia
sebuah kota yang dibangun dari garam dengan kekuatan epic, The Reckoners pergi
ke kota ini setelah mendengar Professor
tengah membangun kekuatan di Ildithia. Professor tengah merencanakan sesuatu
dan membunuh semua epic yang melawannya, termasuk high epic penguasa Ildithia
Larcener si pencuri kekuatan. Sayangnya epic ini terus saja bersembunyi
sehingga membuat professor memporak-porandakan Ildithia.
The Reckoners yang sudah sekarat
masih bersemangat untuk menghentikan professor dengan hanya berbekal terkaan
David, perihal kelemahan Professor. Beruntung David berhasil menemukan seorang
epic lama teman professor bernama Knighthawk, pencipta alat tensor dan sebagainya
yang berasal dari sel sel epic. Dalam perjalanannya The Reckoners berkumpul
kembali dengan Tia dan epic penguasa Ildithia Larcener justru datang meminta
perlindungan.
The Reckoners dengan segala
kekurangannya harus putar otak dan mati-matian melawan Professor dan
pelan-pelan rahasia tentang rencana professor dan Calamity mulai terkuak
bahkan, David berhasil menemukan kelemahan Prodessor disaat-saat terakhir
pertempuran. Serta mengalahkan Calamity
dan membawa kedamaian bagi dunia.
Resensi
Brandon Sanderson memang seorang
maestro plotingan, Calamity dari awal sampai akhir beneran nggak bisa ditebak!
Bahkan endingnya pun di luar dugaan. Perjalanan David beserta The Reckoners
dalam melawan Professor berjalan mengalir, kita bakalan nggak sabar buat tahu
gimana otak cerdas David melawan high epic. Calamity dibuat sesuai porsinya
nggak kerasa kalau seri ini dibuat supaya panjang.
Setiap chapter bawa kejutan
tersendiri yang bikin kita mikir kalau, sebenernya petunjuk itu ada di buku
sebelumnya. Calamity tanpa plot twist sama sekali tapi, bukan berarti kita bisa
dengan gampang nebak apa yang akan terjadi. Justru kekuatan Calamity di situ,
bisa membawa kita ke cerita yang tanpa plot twist namun, tetap bisa kasih
kejutan. Semuanya dari awal dikasih petunjuk hanya kita saja yang kudu jeli
seperti, kenapa David bisa punya kekuatan tapi, nggak jahat. Ada banyak hal-hal
kecil yang bikin kita sadar kalau semua jawaban tentang epic itu, termasuk
Calamity yang menyamar jadi Larcener. Kalau kita jeli mana mungkin ada epic
yang bisa mencuri semua kekuatan epic lain, kecuali dia mengambil apa yang dia
berikan sebelumnya dan nggak ada epic sekuat itu kecuali Calamity sendiri.
Calamity berfokus pada jalinan
cerita yang outstanding semua energy dicurahkan ke situ, imbasnya kaum pecinta
cerita meye-meye yang matanya sampai jereng cari quotes nggak bakal nemu di
Calamity. This is not your kind a book!
Note :
Berikut penjelasan The Reckoners
Trilogy :
EPIC : epic adalah manusia biasa
yang diberikan kekuatan, pada akhirnya kekuatan ini merusak semua manusia
secara pelan-pelan. Kekuatan epic
pelan-pelan membuat manusia membenci segala sesuatu dan membuat kegelapan
menguasai mereka. Makanya banyak epic yang jadi jahat bahkan, sampai memusnahkan
manusia.
Kelemahan epic : Setiap epic
punya kelemahan yang nggak terkait kekuatannya, kelemahan epic adalah
ketakutanyang disembuyikan dan biasanya
kelemahan epic berasal dari kondisi saat masih jadi manusia. Seperti Megan yang
takut dengan api, David yang takut tenggelam, Professor yang takut akan
kegagalan, Edmund yang takut anjing.
Supaya bisa tetap waras dan nggak
hilang kebaikan setiap epic harus bisa mengalahkan ketakutan mereka, kalau
nggak mereka bakal digerogoti oleh kekuatannya sendiri.
Calamity : Calamity terjadi 10
atau 11 tahun lalu saat ada bintang terang bersinar dan memberikan
manusia-manusia kekuatan. Lalu siapa dan apa sih Calamity itu? Calamity adalah
sebuah ras di luar manusia, entah itu alien atau demon yang diberi tugas oleh
kaumnya untuk menguji umat manusia. Ada bagian dimana Calamity berbicara dengan
bahasa yang nggak dimengerti oleh David dan itu menunjukan kalau Calamity bukan
manusia.
Nah, si Calamity ini harusnya
diam saja di atas bumi buat merhatiin kehancuran manusia tapi, dia bosan dan turun
menyamar jadi high epic bernama Larcener.
Calamity percaya kalau manusia lemah dan
nggak bisa melawan efek dari kekuatan yang diberikannya, manusia pasti akan saling menghancurkan.
Beruntung Megan dengan kekuatan
antar dimesinya bisa menunjukan bahwa, ada dimensi tanpa Calamity artinya
dunia dimana manusia punya kekuatan
tapi, nggak jadi jahat dan David menunjukan ada beberapa epic yang bisa melawan
efek kegelapan dari kekuatan. Siapa sangka ini adalah kelemahan Calamity, yakni
kepercayaan bahwa manusia nggak lemah dan bisa melawan kegelapan akibat
kekuatannya.
Endingnya?
Jadi dunia selepas Calamity adalah dunia marvel cinematic universe dimana, bakalan ada banyak manusia berkekuatan super. Perihal manusia-manusia super ini baik atau jahat? Itu berbalik pada individu itu sendiri apakah mereka bisa melawan kegelapan dan ketakutan akibat kekuatan mereka sendiri? Setidaknya David dan kawan-kawan, sudah tahu kelemahan semua epic dan David sendiri menjadi epic dengan kekuatan super yang akan melindungi dunia dari epic jahat.
Endingnya, adalah seperti diceritakan di buku pertama, dimana David percaya kalau epic muncul di dunia ini sebagai superhero untuk membantu. Pada akhirnya David sendirilah yang menjadi superhero bagi dunianya.
Baca juga : Review The Reckoners Trilogy : Steelheart
Baca Juga : Review The Reckoners Trilogy : Firefight
follow saya di instagram @everybodygoesblog
No comments:
Post a Comment