Facebook Me

download untuk Gramedia digital best romance novel

Analisis dan Review Telat Film 5 cm yang Cringe Abis!

Sumpah telat banget yah, baru nonton film 5 cm yang dirilis pada tahun 2012 ini. Sebenarnya dari dulu nggak sempat nonton dari baru ingat pas WFH karena ngubek-ngubek film lokal buat ditonton. Ternyata film 5 cm ini ada di hardisk dan sudah mengendap selama bertahun-tahun. Setelah saya menonton film 5 cm langsung menyesal sejaligus merasa beruntung tahun 2012 nggak ikut menyumbang pemasukan untuk film gejebo ini.  Kok bisa saya bilang film 5 cm ini gajebo? Simak penjelasan saya berikut ini.

analisis film 5 cm
Mahluk-mahluk ini mau naik gunung apa ke luar negeri sih?


Ini Video Klip Apa Film Sih?
Begitu masuk opening title dan nama Rizal Mantovani muncul, langsung saya merasa malas nonton film ini. Kelemahan utama mantan sutradara video klip tahun 90an ini, hampir sama di semua film-filmnya yakni, Rizal Mantovani nggak bisa membuild suatu cerita secara utuh dalam bentuk scene. Penyakitnya sama, termasuk film 5 cm ini yang cuma jumping dari satu scene ke scene lain mirip video klip. Parahnya dalam 5 cm banyak banget insert atau beauty shoot yang dirasa nggak perlu, mending kalau itu beauty shoot. 

Cinematography Keroyokan!
Film 5 cm ini pun diperparah dengan cinematography keroyokan! Maksudnya, cinematography nggak konsisten dari satu scene ke scene lain, ada yang yellowish pas scene kereta, terus greynish pas scene di gunung dan pas adegan di kota Jakarta beda lagi. Ini sih kelihatan banget kalau diambil sama tim produksi yang berbeda-beda. Jadinya saya seakan nonton film yang ditempel dari berbagai sutradara dan ini tergolong parah untuk sebuah film layar lebar.

Cringe!
Selain itu tokoh Zafran yang menurut saya cringe habis dan Arial yang serasa cuma tempelan. Banyak banget scene yang dipaksa buat jadi memoriable, dimasukin scoring mendayu-dayu ujungnya malah cringe. Padahal film 5 cm termasuk dalam kategori film coming age bukan film cinta menye-menye, lagi-lagi Rizal Mantovani gagal untuk bisa membawa soul persahabatan yang ada di dalam buku ke layar lebar. 

Kalau kalian ingat sebelumnya pada tahun 2004 ada juga film dengan kisah  persahabatan yakni, Mengejar Matahari. Nah, seharusnya 5 cm bisa konsisten dengan tema persahabatan bukan, malah kelihatan bingung mau jadi film romantis atau coming age? Saya sanksi sutradaranya mengerti makna buku 5 cm.

Menurut saya dalam film 5 cm ini justru yang mencuri perhatian dan malah dapat porsi besar Genta dan Riani. Kalau mau begitu naskahnya sekalian di rombak saja dan fokus sama kisah cinta mereka berdua, padahal novelisnya ikutloh jadi writer script tapi kok amburadul begini?

Malas Riset
Adaptasi mentah dan parah Rizal Mantovani ini pun terlihat ketika scene di gunung. Tahukan ketika film 5 cm keluar banyak banget yang protes buat berbagai adegan naik gunung. Sepertinya sutradara video klip ini, nggak ambil pusing buat riset gimana etika dan adab naik gunung. Saya sendiri ketawa ketiwi pas adegan naik gunung, rombongan ini terlihat seperti mau keluar negeri dari pada naik gunung.

Buat saya 5 cm termasuk film gagal adaptasi bahkan, saya nggak tahan buat nonton sampai habis. Capek dan cringe abis film 5 cm ini. Saran saya sih kalau memang mau bikin sekuelnya, pleaselah jangan pakai Rizal Mantovani lagi.      

Related Post

No comments:

Post a Comment

Blog Archive

VIVA ID

Popular Artikel

Total Pageviews

Ini Baru Loh

Dari mana Energi Negatif di Rumah Kamu Berasal?

  Disclaimer Kali ini saya mau bikin rangkaian artikel tentang energi negatif di rumah sebab, punya pengalaman tentang hal ini dan ini ada...

Powered by Blogger.

.

.

Search This Blog

Protected by Copyscape Online Plagiarism Scanner

Subscribe Us

Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

About

Newsletter

If you like articles on this blog, please subscribe for free via email.

Subscribe Us

Facebook