Pages
Tahu dong prestasi kaum
endonesiah terlebih perempuan endonesiah apa? Apa lagi kalau bukan pernikahan
super wah dan sempurna, apapun ditempuh demi pernikahan impian dan saya punya
cerita yang bakal menohok orang banyak, terlebih perempuan muslim. Ada salah
satu teman, tipikal orang sini yang prestasi cuma kelar tiker buat kawinan yang
bersangkutan, udah hype banget dah bikin status sana-sini bakal married. So fucking
typical, semua tentang kawinan di post dari A sampai Z dari H – 100 sampai
H -1. Congornya udah koar-koar
sana-sini, mau jadi Mrs somebody.
Foto hanya ilustrasi, ya keleuz saya pasang fotonya di sini.
Lalu sampailah pada hari
pernikahan yang kebetulan tempatnya, outdoor semacam garden party tapi lebih besar,
tahukan kalau tipikal orang macam ini nggak mungkin private wedding dan Cuma ngundang
orang-orang terdekat. Semua orang sebisa mungkin diundang bahkan yang nggak
kenal sekalipun datang dan salaman. Termasuk saya yang sebenarnya nggak merasa
dekat dengan yang bersangkutan tapi, kena undangan. Sebenarnya saya paling
malas datang ke kawinan semacam ini, lebih suka datang ke private wedding
dimana cuma orang-orang dari inner circle yang diundang dan nggak ada
panggung buat salaman dari pada kawinan kampring yang kita datang nggak kenal
siapapun di sana dan mirip pasar malam malem saking ramenya.
Sepanjang acara saya melihat ada
beberapa item yang terlihat out of place dan diletakan di pojok-pojok, buat apa
ada gong sama semacam sajenan getuh. Kedua benda tersebut nggak masuk atau pas
buat tema wedding yang outdoor atau semacam garden party. Usut punya usut,
benda-benda tersebut berasal dari pawang hujan yang sengaja taruh di nikahan
buat nangkal hujan. Jadi hujan itu dihold dulu sampai acara nikahan selesai, karena
sewa tempat buat nikahan kan nggak lama palingan tiga jam sudah selesai.
Terus saya langsung bingung
getuh, yang punya hajat dan rajin koar-koar soal pernikahan ini seorang
hijabers loh. Kok, malah sewa pawang hujan bukan sholat yang bener dan minta
sama Alloh SWT supaya pernikahan lancar. Memang ada di Islam buat nahan hujan
pakai gong dan sajen? Bruh, saya bukan ahli agama tapi yakin bener nggak ada
tuh nangkal hujan pakai gong dan sajen, apa lagi datang ke pawang hujan.
Selang sebulan setelah
pernikahan, saya konfrontir (yes I’m a bitch) yang bersangkutan dan jawabanya
dia ngeles banget, katanya desakan keluargalah biar acara lancar. Lah, elokan
bisa pindahin konsep nikahan ke indoor supaya enak sama keluarga dan nggak sewa
pawang hujan. I was like, eat that bitch! Emang situ aja yang gelap mata dan
otak dangkal demi prestise btw itu pawang hujan pakai sholat nggak? Jangan-jangan
minta ke djin atau lebih parah sama syetan. Yang punya hajat langsung diem getuh and I was
like hemmm, pura-pura nggak tahu dan langsung playing victim, korban
dari keadaan dan desakan.
Tadinya saya pikir, demi budaya
prestise nikahan wah dan sempurna hanya otak dan logika saja yang ditanggalkan,
ternyata agama juga loh. And you know what? Ini bukan pernikahan terakhir yang
pakai pawang hujan dan semuanya acting seolah-olah sewa pawang hujan beda kaya
kita datang ke dukun. Anehkan, ketika datang ke dukun langsung dilabeli musyrik
tapi sewa pawang hujan buat kawinan justru nggak?
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment