Pages
Saatnya rehat sejenak dari novel-novel fantasi dan beralih ke buku self improvement. Salah satu yang menarik perhatian saya adalah buku dari penulis super freakonomic Steven D. Levitt dan Stephen J. Dubner berjudul Think Like A Freak : Berpikir Tidak Biasa Untuk Hasil Yang Luar Biasa. Buku ini tadinya saya pikir seperti The Secret, tapi ternyata salah besar. Think Like A Freak adalah sebuah buku yang bertujuan mengubah pola pikir tanpa memberi pentunjuk, kok bisa begitu?
Resensi
Buku ini dibuka dengan berbagai pengalaman dan fakta-fakta yang tidak diketahui banyak orang, seperti kenapa pemain bola selalu menendang arah kiri dari pada kanan. Kenapa orang yang bunuh diri justru bukan terjadi pada orang yang mengalami masa-masa sulit. Buku ini dibagi menjadi beberapa bab yang isinya lagi-lagi menceritakan pengalaman dan fakta yang tidak diketahui banyak orang, namun sesuai dengan judul bab. Misalkan bab mengatasi masalah maka kita akan disuguhkan pengalaman dan fakta unik mengenai memecahkan masalah.
Terus terang saya sama sekali nggak ngerti maksud dari buku ini, apakah ingin memberi petunjuk bahwa kita bisa Think Like A Freak atau membantu memecahkan masalah dengan Think Like A freak. Alasan utama mengapa buku ini sulit bagi saya untuk dimengerti adalah karena alih bahasa atau terjemahan yang mentah sekali, terjemahan buku ini seolah-lah hasil dari google translet. Banyak dari kalimat yang membuat saya harus berpikir dua kali, karena terlalu baku dan nggak sesuai dengan bahasa sehari-hari. Seperti kencan online diterjemahkan dengan kencan daring, hello berapa banyak orang yang tahu daring itu online?
Kalimat-kalimat terjemahan yang nggak sesuai dengan bahasa sehari-hari ini membuat Think Like A Freak sulit dicerna dan akhirnya kehilangan tujuan untuk membuat kita mampu berpikir seperti orang aneh demi hasil yang luar biasa.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment