Pages
Sand of destruction adalah sebuah nintendo dsi game yang datang dibundle beserta nintendo dsi refurbish yang setahun lalu saya beli, awalnya iseng aja karena coba-coba ternyata game rpg nintendo dsi, ini lumayan juga dan ketagihan main sampai sekarang. Pas awal kita akan disuguhi sebuah movie yang keren, begitu masuk ke game ternyata grafik nggak begitu wah. Karakter dan background tidak terlalu mulus padahal game ini sebesar 200mb lebih, kemungkinan besarnya game ini karena luasnya dungeon dan ada beberapa scene movie di dalamnya.
Storyline
Satu hal yang membuat saya betah main sand of destruction karena elemen storylinenya, dimana tokoh utama Kyrie dan Morte berada dalam dystopia world ketika manusia berada di bawah kekuasaan hewan. Kyire merupakan seorang mesiah yang misterius, kekuatannya bisa menghancurkan dunia dengan merubah semua menjadi pasir, sementara Morte seorang perempuan dari aliansi anti kekuasaan hewan. Timeline cerita pun nggak boring sebab di tengah game, tokoh utama Kyrie mati dan kita berkewajiban menghidupkan kembali Kyrie.
Gameplay
Battle system sand of destruction nggak terlalu rumit, hampir sama dengan rpg lain. Ada normal attack ada special attack yang pakai mp. Setiap kali memang melawan musuh kita bakal dapet points, untuk naik level dan system attack para karakters bisa diupgrade untuk menciptakan combo attack. Dan ada satu attack special yang bikin jari capek karena kudu cepet-cepetan mencet kombinasi tombol x dan y di tengah battle.
Sayangnya pacing sand of destruction tergolong lamban dan menjemukan, karena kita kudu menyelsaikan setiap dungeon plus sistem incounter (disergap) dari musuh terkadang bikin males. Belum lagi dungeon-dungeon ini nggak bisa dengan mudah diselesaikan karena sering kali menyesatkan, dan saya terpaksa harus cari walktrough di youtube.
Kelebihan utama nintendo dsi game lawas ini, adalah storyline yang bikin kita penasaran bagaimana dunia sand of destruction berakhir? Sementara grafik memang nggak bisa terlalu dibanggakan sekalipun untuk ukuran console nintendo dsi.
Baca juga : Review Zelda The Phantom Hour
Baca juga : Review Zelda The Phantom Hour
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment