Pages
Sekarang lagi marak-maraknya
bisnis MLM atau multi level marketing booming! Bisnis ini bukan barang baru
bagi orang Indonesia, namun berkat berbagai sosial media MLM kembali bangkit
dan memikat banyak orang. Sebut saja pemain lama seperti Oriflame, Tiens, Amway,
CNI, Tupperware, Sophie Martin hingga yang terbaru seperti Azaria, IFA dan Pin
Konveksi. Bisnis MLM sendiri mempunyai reputasi yang tidak bisa dibilang selalu
bagus, dari berbagai francise MLM seperti yang saya sebutkan di atas, tidak
sedikit yang pada akhirnya tidak menguntungkan, malah membuat buntung
marketer/upline atau apapun sebutan bagi orang yang menjalankan bisnis ini.
Akan tetapi nyatanya bisnis MLM tidak pernah mati dan tidak pernah sepi peminat di
Indonesia, kenapa bisa sampai begitu? Padahal negara dimana produk-produk MLM
ini berasal, sama sekali tidak berkembang atau sepi peminat untuk bergabung
menjadi member MLM. Padahal produk-produk yang ditawarkan pun bisa dibilang
premium, sebut saja Oriflame, Tupperware dan Sophie Martin yang berasal dari
benua eropa, bisnis MLM untuk produk di negara asal mereka sama sekali tidak
berjalan. Lalu kenapa bisnis MLM ini amat sangat digemari oleh orang Indonesia?
1.Sesuai Dengan Budaya Indonesia.
Pastinya bingung dengan pernyataan sesuai
dengan budaya Indonesia? Modal utama MLM adalah “ngomong” dan orang Indonesia
senang sekali ngobrol. Apa lagi orang itu suka banget ngumpul terus bergosip/
bahkan bisa dibilang bukan orang Indonesia kalau nggak suka kumpul-kumpul terus
kongkow.
2.Pemimpi Dan Pemalas
Kenapa
bisa saya bilang begini?
Karena hampir disemua iklan MLM pasti menjual mimpi. Iklan MLM mana yang
nggak
mencantumkan “Cuma seminggu dapet 40 juta..bla...bla..bla. atau cukup
dengan modal awal sekian anda bisa untung berlipat..bla..bla..bla. Atau
mau bisnis yang nggak repot? Rumah keurus dan suami keurus? gabung yuk
dengan bla..bla..bla.”
Dan kenapa saya bilang pemalas? Karena MLM tentunya jauh lebih mudah dari pada membuat produk sendiri, promosi dan menjualnya. Anda tinggal ngider sana-sini dan bermulut manis saja, nggak perlu pusing mikirin bikin produk apa? Nggak perlu pusing mikir cara promosi yang tepat dan menemukan sistem penjualan yang baik. Tentu orang Indonesia akan memilih MLM dari pada jadi seperti Steve Job, menemukan brand Apple dan selama puluhan tahun berjuang hingga Apple menjadi brand yang mendunia. Ok, Steve Job kejauhan kalau saya kasih contoh pencipta keripik Mak Icih? Atau pendiri GoJek? Pastinya malu dong ternyata ada orang Indonesia asli yang bisa bikin produk atau usaha, dengan omzet nggak kalah bahkan mampu melebihi bisnis MLM. Belum lagi yang mereka jual produk atau jasa murni untuk dalam negeri, bukan menjual produk luar negeri seperti banyak MLM.
Jadi sekalipun kalian semua sukses di bisnis MLM, sampai bisa ke luar negeri, beli mobil, beli rumah segala rupa. Ingat kalian membantu mensukseskan perusahaan luar negeri bukan perusahaan dalam negeri. Seperti halnya produk Oriflame yang tidak begitu diminati di negara asalnya, namun berkat MLM di Indonesia Oriflame International mampu bertahan dan menghasilkan laba besar.
Dan kenapa saya bilang pemalas? Karena MLM tentunya jauh lebih mudah dari pada membuat produk sendiri, promosi dan menjualnya. Anda tinggal ngider sana-sini dan bermulut manis saja, nggak perlu pusing mikirin bikin produk apa? Nggak perlu pusing mikir cara promosi yang tepat dan menemukan sistem penjualan yang baik. Tentu orang Indonesia akan memilih MLM dari pada jadi seperti Steve Job, menemukan brand Apple dan selama puluhan tahun berjuang hingga Apple menjadi brand yang mendunia. Ok, Steve Job kejauhan kalau saya kasih contoh pencipta keripik Mak Icih? Atau pendiri GoJek? Pastinya malu dong ternyata ada orang Indonesia asli yang bisa bikin produk atau usaha, dengan omzet nggak kalah bahkan mampu melebihi bisnis MLM. Belum lagi yang mereka jual produk atau jasa murni untuk dalam negeri, bukan menjual produk luar negeri seperti banyak MLM.
Jadi sekalipun kalian semua sukses di bisnis MLM, sampai bisa ke luar negeri, beli mobil, beli rumah segala rupa. Ingat kalian membantu mensukseskan perusahaan luar negeri bukan perusahaan dalam negeri. Seperti halnya produk Oriflame yang tidak begitu diminati di negara asalnya, namun berkat MLM di Indonesia Oriflame International mampu bertahan dan menghasilkan laba besar.
3.Emansipasi Wanita Indonesia Masih
Rendah.
Lah, apa hubungannya? Tahu
sendiri kalau bisnis MLM itu pelaku utamanya kebanyakan emak-emak. Bukan
apa-apa, sebab emansipasi yang masih rendah di Indonesia dimana kaum perempuan
diharuskan bertanggung jawab atas semua urusan rumah dan anak, membuat MLM
semakin diminati oleh emak-emak. Karena mereka tidak punya pilihan lain, dimana
harus mencari tambahan sementara
mempunyai tanggung jawab besar terhadap anak dan urusan rumah tangga. Jalan
satu-satunya adalah menggeluti bisnis MLM, para emak-emak ini tinggal ikut
arisan atau posyandu lalu menyelipkan mimpi manis MLM dalam obrolan mereka.
Siapa tidak tergiur mendapat puluhan juta tapi santai bisa ngurus anak dan
rumah?
4.Modal Minim
Yang bilang MLM tanpa modal itu
salah besar! Semua pelaku MLM jika ingin terjun harus menggelontorkan sejumlah
uang terlebih dahulu, untuk membeli sejumlah produk premium. Akan tetapi modal
yang dikeluarkan tentunya tidak seberapa atau masih bisa dibilang minim, umumnya
modal awal menggeluti bisnis MLM berkisar dari ratusan ribu sampai dua juta
saja. Bukan tanpa sebab mengapa modal MLM ini cenderung minim, sebab jika modal
besar bisa dipastikan akan dijauhi oleh orang-orang. Modal minim ini pun sesuai
dengan target utama bisnis MLM yakni emak-emak, yang notabene tidak memiliki
penghasil besar atau hanya mengandalkan uang belanja dari suami.
Pada dasarnya bisnis MLM itu
semuanya sama, hanya saja prosedurnya yang berbeda. Apalagi semenjak skema
bisnis piramida sudah dilarang oleh pemerintah, banyak bisnis MLM yang berinovasi
dengan tehnik penjualan berbeda, namun pada intinya tetap sama yakni
rekrut-merekrut dan pada akhirnya akan selalu merujuk pada skema bisnis
piramida. Ujung-ujungnya selera pasarlah yang menentukan semua, seperti yang
terjadi pada negara maju di mana bisnis MLM justru flop sementara di Indonesia
malah booming.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
like this buanget!
ReplyDeleteThey must emphasize their products and services and explain the MLM opportunity as only a nice extra benefit. If they don't, all kinds of local, state and federal government officials will attack them.Start your HYIP Business
ReplyDelete