Facebook Me

download untuk Gramedia digital best romance novel

Malangnya Nasib Binatang Penghuni Ragunan Jakarta

Minggu kemarin gue menyempatkan diri untuk bertandang ke kebun binatang satu-satunya di ibu kota, ini adalah pertama kalinya datang ke Ragunan. Sebenarnya gue cuma penasaran aja, pengen tahu Ragunan itu seperti apa? Mumpung bukan long weekend dan aksesnya gampang pakai jalur busway, makanya gue beranikan diri untuk lihat tempat hiburan warga ibu kota menengah ke bawah ini.


Tampilan luar Ragunan ini tergolong rapi, bersih dan bagus padahal tiket cuma 5000 rupiah saja, no wonder Ragunan jadi tempat favorite warga ibu kota menengah ke bawah. Begitu masuk gue disuguhi jalanan besar dan sebuah kandang burung pelikan, awalnya seru aja lihat pelikan. Tapi lama-lama gue heran? Kenapa pelikan ini tidak terbang? Padahal kandangnya terbuka loh? Mereka cuma mengibaskan sayap saja dan berenang di kolam besar, padahal pelikan burung yang biasa bermigrasi jarak jauh loh, sangat mencurigakan.



Selanjutnya gue jalan-jalan ke belakang, tepatnya ke area rusa dan gajah. Sampai sini gue baru sadar kalau Ragunan itu parah banget, orang-orang yang datang seperti ke pasar. Terus banyak ABG kampungan yang hilir mudik dengan dandanan seperti penyanyi dangdut, ada yang pake kalung emas, kacamata hitam belum lagi banyak cewek alay yang datang pake baju super sexy! Buset dah, lo mau mangkal apa mau lihat binatang?

Dari sini gue udah mulai males dengan Ragunan! Tapi mencoba untuk melihat-lihat lebih banyak, dengan bergerak ke area karnivora dan primata. Nah, disini gue rada gimana getuh sama binatangnya, karena semua binatang nampak malas dan kegerahan! Belum lagi kalau gue perhatikan sepertinya banyak yang overweight.

Racoon ini ukurannya dua kali lipat dari pada yang biasa dilihat di film-film.


Gue juga rada sedih pas lihat ke kandang macan totol Dari ada tiga kandang, dua macan totol nampak stress dengan terus berputar-putar tanpa henti. Sementara satu lagi yang di kandang tengah terlihat murung. 

Malang betul nasib macan totol ini, tidak ada tempat berlari atau pohon untuk dipanjat.

Hal paling parah adalah ketika gue datang ke kandang terbuka beruang madu, disini para pengunjung melempari si beruang dengan permen, rokok dan botol aqua! Duh, buat apa sih? Dasar kampung! Padahal udah jelas ada pengumuman dilarang memberi makan dan sayang banget nggak ada penjaga yang mengingatkan. Dan ternyata tingkah kampungan para pengunjung ini nggak cuma terjadi di kandang beruang madu saja, tapi di kandang hewan lain, cuma demi sekadar binatangnya bergerak dan bisa difoto. Anying! Sedih banget gue lihatnya!

Beruang madu yang dilempari permen, rokok dan botol plastik. Kasihan betul nasib beruang madu ini. Kalau gue yang punya Ragunan, pengen lempar itu pengunjung kampungan, biar dimakan sama beruangnya.
Setelah kejadian itu gue langsung mual sama Ragunan dan balik, nggak lagi dah ke sini dan jangan ke sini kalau lagi long weekend! Pasti berubah jadi pasar! Semoga aja Ragunan bisa menindak kelakuan kampungan pengunjungnya yang melempari bintang cuma buat di foto!

Related Post

2 comments:

  1. Semoga saja pihak terkait bisa lebih memperhatikan lagi..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya semoga aja, ada yang baca dan bisa bikin perubahan buat Ragunan. Kasihan binatangnya.

      Delete

Blog Archive

VIVA ID

Popular Artikel

Total Pageviews

Ini Baru Loh

Dari mana Energi Negatif di Rumah Kamu Berasal?

  Disclaimer Kali ini saya mau bikin rangkaian artikel tentang energi negatif di rumah sebab, punya pengalaman tentang hal ini dan ini ada...

Powered by Blogger.

.

.

Search This Blog

Protected by Copyscape Online Plagiarism Scanner

Subscribe Us

Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

About

Newsletter

If you like articles on this blog, please subscribe for free via email.

Subscribe Us

Facebook