Facebook Me

download untuk Gramedia digital best romance novel

Pernikahan Itu Prestise Buat Orang Indonesia

Long weekend ini harus gue lewati dengan duka nestapa ketika salah satu tetangga fankui, bikin nikahan tepat di depan rumah gue yang notabennya jalanan umum. Sebenarnya dia bukan orang komplek tapi belakang komplek yang tinggal di gang, jadi tenda buat tamunya bikin di jalan besar depan rumah. Bisa ditebak apa yang terjadi, orang-orang komplek jadi harus muter dan gue amat sangat terganggu dengan keributan yang terjadi apa lagi, ini fankui pake sound system lengkap dengan lagu dangdut yang diputer ampe malem. Gimana nggak pengen jedotin pala ke tembok?


Kenapa juga sih orang-orang Indonesia suka maksa banget kalau bikin kawinan macam gini? Tahu diri dikitlah kalau memang mengganggu orang lain nggak perlu maksa! Cukup akad saja, kalau beginikan bakalan dikeselin semua orang!

Tahukan kalau untuk orang Indonesia, pernikahan itu prestise dan harus diirayakan! Apapun dan bagaimanapun kudu dirayakan sekalipun bikin repot dan mengganggu semua orang! Nggak bisa cuma akad nikah aja terus cuzz pulang. Kaga punya duit juga bakalan diusahain, kalau perlu bakalan utang sana-sini biar bisa bikin pesta. Seperti itulah orang Indon yang tujuan hidupnya memang hanya untuk berkembang biak dan pernikahan satu-satunya prestasi yang mereka punya.

Padahal setelah menikah, banyak kebutuhan lain yang harus dipenuhi. Misalkan beli rumah, biaya melahirkan dan anak nantinya. Hal-hal seperti ini nggak pernah masuk kepikiran orang Indon yang penting gengsi! Bisa bikin kawinan! Beginilah hidup di Indonesia yang banyak orang nggak mikir, hidup hanya berkelung gengsi semata. 
Related Post

3 comments:

  1. Di bali mah biasa org nutup jalan padahal cuma upacara agama yg gak begitu besar panggung sesajennya yg seharusnya bisa ditaruh di depan sanggahnya(pura dlm rumah) ditaruh dijalan sampe ibu gw emosi cuma gara" panggung begituan nutup jalan emg org indo gak ada tolerir nya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Gue rasa ini kasus yang beda, karena meja sesajen cuma menghalangi jalan, nggak pake dangdutan sampai malem keras-keras bukan? Dan meja sesajen di taruh depan rumah sendiri, bukan di depan rumah orang, macam tenda kawinan depan rumah gue? Tanpa ijin pulak yang pasang.

      Satu lagi soal toleransi, kalau meja sesajen itukan agama, jauh beda dengan tenda kawinan yang cuma untuk prestise. Jadi tenda kawinan itu nggak perlu ditoleransi, justru budaya pasang tenda kawinan sembarangan di jalan sampai merepotkan semua orang, harus di basmi.

      Delete
    2. saya org hindu , mungkin anda gak pernah ke bali dan melihat besarnya meja sesajen yg sebenernya bisa ditaruh di depan sanggahnya tapi ditaruh di jalanan itu sih nggak masalah karena hanya menghabiskan setengah jalan dan sebenarnya masih bisa jalanannya di lewati tapi yang melakukan upacara yg terlalu lebay hingga menutup jalan dengan bambu ibu gue ampe protes karena jalan kerumah jadi ketutup, sebenarnya di Bali dulu nggak ada istilah nutup jalan cuma buat upacara agama tapi sejak bapak menteri yg pertama kali melakukannya di bali masyarakat jadi ikut ikutan

      Delete

Blog Archive

VIVA ID

Popular Artikel

Total Pageviews

Ini Baru Loh

Dari mana Energi Negatif di Rumah Kamu Berasal?

  Disclaimer Kali ini saya mau bikin rangkaian artikel tentang energi negatif di rumah sebab, punya pengalaman tentang hal ini dan ini ada...

Powered by Blogger.

.

.

Search This Blog

Protected by Copyscape Online Plagiarism Scanner

Subscribe Us

Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

About

Newsletter

If you like articles on this blog, please subscribe for free via email.

Subscribe Us

Facebook