Pages
Jadi dua bulan lalu, my mom past away. Sebenarnya beliau sudah dirawat sekitaran seminggu di rumah sakit sebelum akhirnya memang sudah takdir untuk jatuh koma. Singkat cerita my dad, call of semua anaknya buat last day with my mom. Dan pas gue hadir di samping Mom dengan semua keadaan yang amat sangat gloomy dimana kita semua cuma bisa lihat sambil nunggu.
Ketika gue ada di samping Mom untuk terakhir kalinya yang ada malah bingung? Yes, gua merasa kasihan melihat keadaan Mommy tapi disaat yang sama gua juga sedikit heran dengan kakak tertua yang notabenenya anak pertama sampai meraung-meraung segala, sementara gua dan saudara lain cuma diam memperhatikan. Dan ketika detak jantung Mommy perlahan menghilang tetap cuma kakak tertua yang sedih berlebihan sementara gua dan saudara lainnya tetap bengong nggak tahu harus bagaimana? Dan di momen itu gua sadar satu hal.
How i grew up
Gua datang dari keluarga yang emang rada lumayan besar, jumlah total keluarga adalah enam orang. Dad dan Mom serta empat orang anak dan gua anak ketiga atau anak tengah. Dengan jumlah anak empat orang mau nggak mau kedua baik Dad atau Mommy harus bekerja. Biasanya dulu gua dan saudara bangun pagi ambil uang jajan terus berangkat sendiri ke sekolah, pulangnya juga begitu tinggal maka siang yang sudah disiapkan sama pembantu. Both Mom and dad kalau pagi-pagi pasti sibuk buat berangkat kerja dan empat orang anak nggak mudah untuk dihandle setiap paginya, kita harus cepat dan effisien kalau nggak mau Mom and dad telat berangkat ke kantor. Plus, berangkat pun nggak bisa bareng karena letak kantor dan sekolah amat berjauhan. Satu lagi karena jarak antar saudara yang dekat, kalau bagi rapor biasanya Dad ambil rapor si bungsu sementara Mommy ambil rapor si sulung, bisa ditebak gua dan kakak ke dua cuma bisa bengong di sekolah, biasanya rapornya di kasih langsung ama bu guru ke kita. Sabtu dan minggu pun dipakai untuk isirahat di rumah, kalau di pake jalan-jalan repot apa lagi bawa empat anak.
Jadi?
Apakah kalian sudah mengerti? Momen di mana Mom meninggal bikin gua sadar kalau nggak ada sama sekali memori berarti buat gua dan saudara yang lain. Sama sekali nggak ada yang bisa diingat ketika Mom past away, hal ini yang bikin gua cuma bisa bengong tapi nggak nangis atau sedih hanya kasihan. Kalau kakak pertama gua ya wajar, tahu sendirikan anak pertama pasti dinanti-nanti, dia punya banyak memori sama Mom ketimbang saudara setelahnya.
Dengan keadaan hari ini dimana sebagian besar waktu kita kejebak macet di jalanan dan sebagainya, tantangan buat working parent dengan banyak anak adalah berkali-kali lipat. Jadi kalau kalian baca ini, think life with many kids not easy. Jadi mau punya anak banyak tapi nggak sedih ketika kalian meninggal?
Pertanyaan besar selanjutnya adalah how do i act when my dad dies? mengingat dia jauh lebih lost contac.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment