Pages
Saya
hampir saja lupa untuk posting, sebenarnya Semendo ini juga termasuk
bagian dari 18 hari shooting lintas Sumatera 6 bulan yang lalu. Semendo
sendiri merupakan sebuah daerah dataran tinggi, saking tingginya, anda
akan terkejut kalau memang berani datang kesana. Karena jalan untuk
mobil hanya cukup dilalui satu mobil saja, sudah begitu pinggirnya
langsung berhadapan dengan jurang! Andai kata ada dua buah mobil, maka
salah satu harus mundur. Semendo bisa di kunjungi melalui Muara Enim dan
desa yang kami tuju bernama desa Muara Tenang.
Setelah
memutari pegunungan melalu jalan maut, maka bisa dengan mudah melihat
alam Semendo yang super indah, kebetulan pas kita datang sedang musim
panen, jadi sepanjang jalan hamparan padi menguning membuat mata tidak
mau berkedip. Bahkan ada beberapa bukit kecil yang semuanya ditanami
padi dan terlihat seperti sebuah gunung kecil berwarna kuning yang
indah.
Sumpah ini pemandangan hamparan padi terindah yang pernah saya lihat, bahkan lebih indah dari pada sawah di Ubud. Melihat sawah di Semendo membuat saya merasa seperti bukan di Indonesia, tidak percaya ada tempat seindah ini, harap maklumlah biasa lihat Jakarta nan busuk.
Desa Muara Tenang
Setelah lebih dari 6 jam perjalan nan mendebarkan, saya beserta crew akhirnya tiba di desa Muara Tenang kecamatan Semendo kabupaten Muara Enim, mau tahu kenapa desa kuno berumur lebih dari 200 tahun ini bernama Muara Tenang? Bentuk desa Muara Tenang sangat tipikal seperti desa kuno, yakni semua bangunan mengelilingi sumber air. Masyarakat Muara Tenang, umumnya memanfaatkan muara ini untuk keperluan sehari-hari, tempat mandi pria dan wanita berpisah dari ujung ke ujung.
Semua rumah di desa muara tenang masih sangat tradisional. Walaupun umumnya rumah panggung, namun banyak juga yang tidak bertingkat, usia rumah tradisional ini menurut salah satu sesepuh desa ada yang berumur 150 tahun lebih. Biasanya rumah yang sudah berumur bisa dilihat dari ukirannya.
Berjalan di desa muara tenang seolah berada di dalam film Indiana jones, bukan maksud saya melebay, tapi seakan tidak nyata. Kita jalan di sebuah tempat yang asing sama sekali dan sudah berumur ratusan tahun, ada semacam perasaan takjub, takut dan tak percaya.
Salah satu rumah tradisional yang berumur ratusan tahun, karena saya foto dari jauh, maka ciri utama rumah desa Muara Tenang yakni ukiran pada dingding tidak terlihat. Walaupun rumah mereka dibongkar dan dibangun kembali, ukiran pada dingding tidak akan pernah dibuang, mereka akan mencopot dan menempelkan kembali ukiran itu di rumah baru. Menurut masyarakat sekitar, harga ukiran dingding pada rumah mereka yang berusia ratusan tahun ini sangat mahal. Bahkan suatu ketika ada orang Jakarta yang berani bayar ratusan juta buat comot ukiran rumah mereka.
Tepat di belakang desa terdapat area sawah yang baru saja dipanen, lengkap dengan kolam kecil dan lumbung padi (sumpah serasa di film-film). Lokasi sawah masyarakat berada di belakang desa, setelah sawah maka akan menemui bukit dan hutan.
Ini dua campers dan production asistant untuk documentary yang saya pegang, jangan tanya kenapa mereka semua gosong. By the way desa muara tenang ini, sebenarnya kecil sekali, bahkan menempel dengan desa lain. Kalau tidak perbatasan kenapa bisa beda desa ya? Saya saja sampai bingung cuma beda satu rumah, sudah beda desa.
Ini pengalaman menakjubkan, bisa datang ke daerah yang orang lain belum kenal banyak bahkan jarang dijamah. Buat kalian semua yang baca tidak ada salahnya mengambil resiko untuk datang ke desa Muara Tenang Semendo, memang tidak ada hotel "ya iyalah tempat terpencil gituh loh" tapi kalian bisa mensewa kamar penduduk desa. Jangan takut masyarakat desa Semendo sangat ramah, bahkan ketika didatangi oleh crew untuk shooting pun mereka sangat open arm dan senang desa mereka diliput.
Satu hal lagi saya juga sedikit kaget daerah Semendo ini ternyata tercover sinyal handphone, jangankan simpati, bahkan xl pun ada, jadi kalian bisa foto-foto terus tweet dan istagram sepuas hati.
Bay thw way, setelah tulisan ini viral, banyak banget statiun tv yang datang buat meliput bahkan desa Muara Tenang ini pernah muncul di Si Bolang dan program trans corp dkk. Buat para backpakers saya amat sangat merekomendasikan untuk bertandang ke Semendo, pastikan anda datang ketika musim panen tiba, worth it banget dah, buat dijadikan next exotic destination.
Baca juga: wisata kopi bandung
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
wah tu mah daerah ibu gw, trus tu rmh yg loe foto pnya saudara gw jg. kok rumah gw nggak dimasukin jg???
ReplyDeleteruguk mane rumah kbah? wkwkwk
DeleteWah kita janjiannya sama pak Arifin yang pensiunan guru sd, soalnya di punya kebun kopi di belakang rumahnya. Kan documentary gua tentang kopi, kalau desanya cuma sekilas aja, fokus ke kopi semendonya. Thanks for reading
ReplyDeletegan saya orang semendo cuma bukan tinggal di desa muara tenang.....
ReplyDeletecoba aja kemaren kalian datengin semua desa....
aq yakin keindahan semendo akan terlihat 100%..
iya waktunya mepet ko cuma sehari, jadi cuma bisa ke muara tenang aja desa yang laen ngga sempet
ReplyDeleteasalamualaikum sanak pamili yg ada di dusun
ReplyDeletewartawan oh wartawan
ReplyDeletethanks all for reading
ReplyDeleteboss yang elu wawancara in kakek gw, kemaren waktu gw balik dia nanyain, tempo hari tim janji ngasih copy videonya n namanya sopyan bukan arifin, itu kalo ente dari Kompas, kalo bukan berati gw salah...hehehe maaf
ReplyDeleteiya betul mas erland, kirim aja alamat nanti saya paketin DVD-nya
Deletesorry baru baca lagi mas, kirim aja ke Subbagian Persidangan Setjen KPU RI, Jl. Imam Bonjol 29 Menteng Jakpus
Deleteitu desa gwebro... heheh.. kl mau ke sn ayo rmh kerabat gwe msh banyak di sn, th n kemaren gwe ke sn huntiung fotography, mampir aja ke http://www.facebook.com/profile.php?id=1005757780&ref=tn_tnmn
ReplyDeletebro klo mau yg indah dateng ajj ke desa ane di ulu danau ,palembang di jamin 100% indah benget
ReplyDeletehalo apa khabar teman teman semua salam dari khairani di Surabaya semoga sanak family yg ada di semendo mendapat lindungan dari Allah Subhanallah wata Allah Aminnnn
ReplyDeleteSama bos nyokap gw juga orang semendo darat tapi kami tinggal di batam
ReplyDelete@ kirim aja alamat mas erland nanti aku kirim DVD-nya secepatnya, kirim lewat blog juga ngga apa-apa soory baru di bales
ReplyDeletesalam semende sanak saudara jauh damping...dengan adanya perjalanan itu w harap semende ,,bisa dkenal lagi di seluruh dunia atas keramahman orgnya2 dan adat istiadat nya ....
ReplyDeleteWalaupun desa Muara Tenang terbilang Kuno, tetapi ada kebanggaan bahwa sistim adat tunggu tubang merupakan model kearifan lokal dalam menjaga dan mempertahankan lahan sawah. Dengan kata lain tidak ada sejengkal lahan sawah yang beralih fungsi atau dijual tanpa melalui proses Sadat yang sangat rumit dan bahkan bila sampai terjual sawah, maka aib dalam keluarga itu yang tidak bisa terhindarkan. Bahkan masih melekat disanbari putra=puri Semendo bila melanggar adat, tentu balalasan yang diterima adalah "kualat". Di samping itu di desa Muara tenang dapat dijadikan model pemberdayaan mesjid dalam setiap kegiatan masyarakat didahului informasinya di Mesjid. Dan yang kalah penting mnjadikan kebanggaan ada kolam besar ditengah-tengah desa Muara Tenang, yang sebagian hasilnya digunakan untuk pemberdayaan mesjid dan sebagian dibagi rata kepada seluruh penduduk desa (model kebersamaan).
ReplyDeleteAda artikel yang perna aku bacea, dari penelitian untuk salah satu tesis, bahwa adat tunggu tubang, terbentuk karena salah satu untuk mempertahankan tanah air kelahiran yang saat itu kita dijajah belanda. Sehingga dengan adanya tunggu tubang, tanah air kita tidak akan berganti tangan atau berganti pemilik hingga ke anak cucu.
DeleteNice info tadinya saya pikir kenapa semendo masih alami ya gara-gara jalannya yang sulit minta ampun
ReplyDeletewah ada wawak gw tuh dlm foto kalian buat rmh yg difoto ada orangnya...
ReplyDeletetuh kakek saya syamsul bahri orang muara tenang asli, seluruh hal tentang muara tenang beliau insya'allah tau semua....
thanks for visiting our homeland... :)
please come again if you've time...
Wah ngga janji ya Pak Ahmad,mau banget! tapi jalannya butuh perjuangan banget mungkin nanti kalau bisa dapat libur super panjang.
Deletehehehe,,mau copas,,,ehhh,,gak bisa....
ReplyDeleteSebenernya sih bisa asal di backlink atau mencantumkan alamat blog ini
Deletewah itu rumah ortu. saya peranginan ada kotaknya yg kalian poto bertiga salam kenal dari hafiz di bogoe
ReplyDeletewah itu rumah ortu. saya peranginan ada kotaknya yg kalian poto bertiga salam kenal dari hafiz di bogoe
ReplyDeletewah itu rumah ortu. saya peranginan ada kotaknya yg kalian poto bertiga salam kenal dari hafiz di bogoe
ReplyDeletewah itu rumah ortu. saya peranginan ada kotaknya yg kalian poto bertiga salam kenal dari hafiz di bogoe
ReplyDeleteUy mak..ghindu nian ªķΰ gah muaretenang,th 95 ªķΰ kesitu,alangkah tenang sembahyang ϑi masjid pinggir aik
ReplyDeleteterima kasih telah mempublikasikan kecamatan semende, saya asli semende dan saya sangat bangga dengan budaya semende.
ReplyDeleteterima kasih telah mempublikasikan semende, saya orang asli semende dan sangat bangga dengan budaya semende. Lain waktu, berkunjunglah ke desa datar lebar kec semende, banyak sejarah kemerdekaan juga di semende :)
ReplyDeleteWlau pu desa kami masih kelihatan kuno . tapi informasi dari mana pun masih dapat kami dengar ,,,, dan masih banyak lagi yang sangat terpenting dari desa kami yang belum di ketahui ,,
ReplyDeleteJangan salah semenjak muncul di blog ini, banyak tv yang shooting ke semendo ampe si bolang aja ikutan loh.
DeleteMuara tenang adalah asal dari kakek dan nenekku, tapi kakek dan nenek ikut hijrah orang tuannya pada saat masih kecil, masa penjajahan belanda, cerita kakek hijrah ke daerah Lampung tepatnya di di daerah Way Tenong (sekarang jadi kecamatan di Lampung Barat) dan sekarng Way Tenong adalah salah satu marga besar suku semendo yg ada. Saya perna diajak keluarga ke desa muara tenang, saat kecil dan beberpa kali keluarga besar berziarah ke desa ini. Walaupun tinggal di Lampung dan menjadi warga lampung tapi adat istiadat suku semendo sangat kami pegang bahkan sangat kental. Terutama adat besingkuh dan tunggu tubang. Ilmu ilmu kebudayaan dari suku ini masih kami jaga turun temurun. Salam buat semua terutama para api jutai Jeme Semende..
ReplyDelete